Hojlund Makin Payah! Pelajaran Penting Usai Tersingkirnya Manchester United dari Piala FA

Gilabola.com – Manchester United tersingkir dari Piala FA setelah kalah adu penalti melawan Fulham, menyusul hasil imbang 1-1 dalam waktu normal pada Minggu malam.

Bruno Fernandes mencetak gol luar biasa untuk menyamakan kedudukan setelah Calvin Bassey membawa tim tamu unggul lebih dulu. Namun, United gagal mencetak gol kedua yang sangat dibutuhkan dan akhirnya kalah dalam adu penalti yang kacau, di mana Victor Lindelof dan Joshua Zirkzee gagal mengeksekusi tendangan mereka.

Dengan hasil ini, harapan Setan Merah untuk meraih trofi musim ini kini hanya bergantung pada Liga Europa serta kemungkinan lolos kembali ke Liga Champions. Berikut adalah enam pelajaran penting dari kekalahan Man United melawan Fulham.

1. Wajah Baru di Bangku Cadangan

Manchester United hanya mampu mendaftarkan tujuh pemain cadangan dari kuota sembilan saat menghadapi Fulham. Dari tujuh pemain tersebut, empat di antaranya belum pernah menjadi starter dalam pertandingan kompetitif untuk klub.

Salah satu nama baru yang muncul adalah William Murdock, kiper berusia 17 tahun yang dipanggil setelah penampilan impresifnya dalam kemenangan Piala FA Muda melawan Arsenal. Kehadirannya di skuad utama menunjukkan potensinya, tetapi juga menyoroti betapa parahnya krisis cedera yang dialami Ruben Amorim.

Amorim harus bekerja dengan skuad yang pincang sejak kedatangannya dan menghadapi absennya 10 pemain senior dalam pertandingan ini, yang menjadi faktor utama dalam kesulitan tim.

2. Pemain yang Berjuang Demi Masa Depannya

Christian Eriksen diperkirakan akan meninggalkan Manchester United ketika kontraknya habis di akhir musim ini, tetapi performanya melawan Fulham membuktikan bahwa ia masih memiliki sesuatu untuk ditawarkan.

Setelah awal yang lambat, Eriksen menjadi kunci dalam pergerakan serangan United dengan umpan-umpan cerdasnya. Ia memberikan bola berbahaya kepada Rasmus Hojlund dan hampir mencetak gol dengan tendangan melengkung ke gawang Bernd Leno. Sayangnya, kurangnya kebugaran fisik membuatnya harus digantikan di babak kedua—pertanda bahwa usianya mulai berdampak pada permainannya.

Hal serupa juga berlaku bagi Victor Lindelof, yang juga akan meninggalkan klub sebagai agen bebas musim panas ini. Bek asal Swedia itu tampil solid dalam dua posisi berbeda di lini pertahanan, menunjukkan bahwa ia masih memiliki kualitas, meskipun tidak lagi menjadi bagian dari rencana jangka panjang United.

3. Suporter Menyalahkan Pemilik Klub

Sebelum pertandingan, fans Manchester United melakukan protes terhadap kenaikan harga tiket, meskipun aksi ini tidak mendapat banyak perhatian media.

Sepanjang pertandingan, suporter terus menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kepemilikan klub. Chant “Stand up if you hate Glazers” menggema di Old Trafford, menegaskan kebencian mereka terhadap keluarga Glazer, yang dianggap telah gagal mengelola klub.

Tak hanya Glazer, protes juga ditujukan kepada Sir Jim Ratcliffe, menyusul kontroversi harga tiket sebesar £66 yang dianggap keterlaluan.

Di saat banyak pihak menganalisis permasalahan di lapangan, suporter United tahu bahwa akar dari semua masalah ini adalah keputusan buruk di tingkat manajemen dan utang besar yang membebani klub.

4. Kesabaran dengan Hojlund Mulai Habis

Rasmus Hojlund kini telah melalui 18 pertandingan tanpa mencetak gol, dan para suporter mulai kehilangan kesabaran.

Meski sempat menunjukkan pergerakan yang menjanjikan di awal laga, semangatnya langsung turun begitu ia mengalami kesulitan. Ia gagal memanfaatkan peluang emas, melepaskan tembakan melebar, dan dikalahkan secara fisik oleh Calvin Bassey, yang akhirnya membuatnya tidak lagi berkontribusi dalam permainan.

Namun, yang paling mengecewakan adalah kurangnya usaha dari Hojlund. Ketika Bruno Fernandes mengirimkan bola panjang ke area serangan, Hojlund hanya berdiri diam tanpa berusaha mengejar bola, yang memicu kekecewaan besar dari penonton di Old Trafford.

Sorakan meriah yang terdengar saat Chido Obi menggantikannya semakin menegaskan bahwa kesabaran terhadap Hojlund mulai menipis.

5. Manchester United Akhirnya Punya Opsi Striker Lain

Salah satu alasan mengapa Hojlund mengalami periode tanpa gol yang panjang adalah karena United tidak memiliki opsi lain di lini depan.

Joshua Zirkzee awalnya dianggap sebagai pesaing untuk posisi striker, tetapi ia justru lebih sering dimainkan sebagai gelandang serang. Dengan demikian, United praktis hanya memiliki satu penyerang sepanjang musim.

Namun, kini muncul harapan baru dalam diri Chido Obi. Pemain muda ini langsung mendapat peran di tim utama setelah direkrut dari Arsenal musim panas lalu, dan penampilannya menunjukkan bahwa ia siap untuk berkontribusi lebih banyak.

Meskipun ia gagal memanfaatkan sejumlah peluang emas, termasuk tembakan yang melebar dan penyelamatan gemilang dari Bernd Leno, Obi tetap menunjukkan potensi besar yang dapat dikembangkan.

United kini akhirnya memiliki opsi striker lain selain Hojlund, sesuatu yang sudah lama mereka butuhkan.

6. Fokus Kini Beralih ke Liga Europa

Dengan tersingkirnya United dari Piala FA, satu-satunya harapan mereka untuk meraih trofi musim ini adalah Liga Europa.

Mereka juga masih harus berjuang keras untuk finis di posisi empat besar Premier League demi kembali ke Liga Champions musim depan.

Namun, dengan krisis cedera yang masih berlangsung, ketidakpastian di lini depan, dan tekanan besar dari para suporter, Amorim harus segera menemukan solusi jika ingin menyelamatkan musim ini.