Gilabola.com – Jack Grealish kembali menjadi sorotan setelah masa depannya di Manchester City mulai dipertanyakan. Meskipun masih berpeluang meraih medali juara Piala FA musim ini, banyak yang menilai bahwa pemain sayap asal Inggris tersebut seharusnya memiliki peran lebih besar di tim asuhan Pep Guardiola.
Grealish tampaknya masih masuk dalam rencana Guardiola untuk ajang Piala FA, terutama setelah kemenangan Manchester City atas Plymouth Argyle pada Minggu (2/3) dini hari WIB.
Namun, dengan kondisi tim yang sedang berjuang di berbagai kompetisi, peluang untuk merayakan gelar dengan parade terbuka di Manchester belum tentu terjadi musim ini.
Jika Grealish berhasil meraih medali juara Piala FA, trofi tersebut akan menambah koleksinya yang sudah mencakup tiga gelar Premier League dan satu trofi Liga Champions.
Ketika pindah ke Manchester City, trofi dan kemenangan memang menjadi ambisi utamanya. Namun, di usia yang hampir menginjak 30 tahun, Grealish seharusnya tidak hanya menjadi pemain untuk kompetisi domestik seperti Piala FA.
Peluang di Timnas Inggris
Performa terbaik Grealish tampaknya justru terlihat saat dia membela Timnas Inggris. Dia terakhir kali tampil meyakinkan saat mencetak gol pembuka dalam kemenangan Inggris atas Finlandia di Helsinki pada Oktober tahun lalu. Sayangnya, kesempatan itu tidak cukup untuk membawanya ke skuad Euro 2024 yang dipimpin Gareth Southgate.
Setelah absen di Euro 2024, Grealish mendapatkan kesempatan baru di bawah asuhan pelatih sementara Lee Carsley. Namun, dengan kehadiran Thomas Tuchel yang akan segera mengambil alih Timnas Inggris, belum ada jaminan bahwa Grealish akan menjadi bagian dari rencana pelatih baru.
Tuchel kemungkinan besar akan melihat bagaimana Guardiola menempatkan Grealish di timnya sebelum menentukan keputusan. Saat ini, Grealish lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan dalam pertandingan Premier League.
Grealish Perlu Perubahan
Biasanya, menjadi pemain cadangan di tim sebesar Manchester City bukanlah masalah besar, tetapi dengan performa tim yang tidak stabil musim ini, situasi Grealish menjadi semakin rumit.
Jika Guardiola sendiri jarang memainkannya dalam pertandingan liga, Tuchel tentu akan mempertanyakan apakah Grealish masih layak untuk masuk dalam skuad Inggris ke depannya.
Grealish pernah mengungkapkan bahwa tidak dipanggil ke Euro 2024 adalah salah satu momen terberat dalam kariernya. Dengan Piala Dunia 2026 di depan mata, dia tentu tidak ingin kehilangan kesempatan besar lagi. Oleh karena itu, dia harus mencari cara agar mendapatkan waktu bermain yang lebih banyak.
Ketika dimainkan, Grealish sering kali dikritik karena terlalu sering melakukan umpan ke belakang atau menyamping. Meskipun beberapa kali dia mampu melewati pemain lawan, Guardiola tampaknya lebih mengandalkan Jeremy Doku untuk peran tersebut dalam laga-laga Premier League. Ini menjadi tantangan bagi Grealish untuk bisa lebih eksplosif dan kreatif dalam permainan.
Guardiola memang dikenal memiliki strategi yang tidak selalu bisa ditebak. Dalam pertandingan melawan Plymouth, misalnya, masih menjadi tanda tanya siapa yang berperan sebagai false nine, apakah Phil Foden atau James McAtee?
Sistem permainan yang diterapkan juga belum berjalan sempurna, terbukti dari bagaimana City tertinggal lebih dulu akibat sundulan Maksym Talovyerov sebelum akhirnya disamakan oleh Nico O’Reilly.
Meskipun City akhirnya menang dengan skor 3-1 setelah O’Reilly mencetak gol kedua dan Kevin De Bruyne memastikan kemenangan, permainan mereka masih jauh dari kata sempurna.
Dengan kondisi tim yang masih inkonsisten, Grealish mungkin mulai mempertimbangkan opsi untuk hengkang demi mendapatkan menit bermain lebih banyak dan peran yang lebih besar di tim lain.