Gila Bola – Jalan keluar Jadon Sancho dari Old Trafford semakin sempit saat satu klub yang sebelumnya berminat pada mereka, Juventus, kini batal tertarik untuk bisa mengontraknya dari Manchester United.
Pemain sayap internasional Inggris itu sudah tidak bermain bagi The Red Devils sejak diasingkan dari skuad utama pada September lalu karena berselisih dengan manajernya, Erik ten Hag.
Jadon Sancho melalui postingan media sosialnya mengaku telah menjadi kambing hitam di Manchester United, sembari mengisyaratkan bahwa manajernya telah berbohong tentang kondisi dirinya ketika dia tidak masuk skuad kontra Arsenal.
Sebenarnya pemain berusia 23 tahun itu bisa mendapatkan kesempatan kembali ke skuad jika dia bersedia untuk meminta maaf kepada Erik ten Hag, namun dia justru berkeras kepala dan enggan melakukannya.
Akibatnya, dia tidak hanya terus diasingkan dari skuad utama, tapi bahkan dilarang untuk mengakses fasilitas untuk tim utama yang membuatnya benar-benar terasingkan dari rekan-rekannya.
Maka, kepindahan pada jendela transfer Januari banyak diperdebatkan dengan Manchester United juga sangat terbuka untuk menjual rekrutan mahal senilai Rp 1,45 Trilyun yang gagal total itu.
Juventus sebelumnya dianggap sebagai salah satu klub yang tertarik untuk membawanya keluar dari Old Trafford, tertarik pada kesepakatan pinjaman di mana United menanggung sebagian gaji, dengan ada opsi permanen.
Namun sekarang Tuttosport, media yang berbasis di Turin, memberitakan bahwa klub besutan Massimiliano Allegri itu telah memutuskan mundur dari langkah transfer untuk Januari 2024 mendatang.
Kabarnya bahwa Juventus pada akhirnya menyadari bahwa harga Jadon Sancho terlalu mahal, selain gajinya yang begitu tinggi, sehingga mereka memprioritaskan untuk mengontrak pemain Sassuolo, Domenico Berardi.
Jika penyerang Italia itu gagal didapatkan karena klubnya enggan untuk melepasnya, maka raksasa Turin akan mengalihkan perhatian mereka kepada Georgiy Sudakov dari Shakhtar Donetsk.
Sementara itu, baru-baru ini citra Jadon Sancho semakin buruk setelah mantan rekan setimnya, Nemanja Matic, mengungkapkan kebiasaan buruknya sebagai salah satu pemain yang sering terlambat.
Pernyataan gelandang senior Serbia itu seolah membuktikan mengapa Erik ten Hag mengasingkannya dari skuad utama yang ternyata karakter buruknya adalah sebuah kebiasaan sejak lama.