Gila Bola – Penyerang Chelsea Kai Havertz mendapatkan julukan keledai dari rekan-rekan setimnya, tapi julukan itu disematkan bukan karena dia bodoh atau terkait dengan kualitas dan performanya di atas lapangan.
Pemain internasional Jerman dikontrak dari Bayer Leverkusen pada 2020 lalu dalam kesepakatan transfer yang menyamai rekor transfer klub senilai Rp 1,4 Trilyun, dengan do awalnya dikontrak sebagai gelandang serang.
Namun di Stamford Bridge, Kai Havertz jauh lebih sering diperankan sebagai penyerang tengah dan sejauh ini dia sudah mencetak sembilan gol dan satu assist dalam 36 penampilan di semua kompetisi.
Performa Penting
Tiga dari sembilan gol tersebut dicetak Kai Havertz di tiga pertandingan terakhir untuk Chelsea, membantu kebangkitan tim di bawah asuhan Graham Potter yang sempat ditekan dengan masalah pemecatan.
Sayangnya bahwa meski dia telah meningkatkan performanya baru-baru ini, tapi kinerjanya masih belum memuaskan basis fans The Blues yang banyak mengkritik pemain berusia 23 tahun tersebut.
Chelsea diklaim membutuhkan striker No.9 sejati di skuad mereka karena Kai Havertz bukanlah penyerang tengah murni karena dia sebenarnya seorang gelandang serang yang disulap sebagai striker di Stamford Bridge.
Julukan Keledai
Sementara itu, ada fakta menarik tentang Kai Havertz, seperti yang diberitakan The Guardian, saat dia mengaku bahwa dirinya mendapatkan julukan ‘keledai’ dari rekan-rekannya di Chelsea.
Namun julukan itu tidak ada hubungannya dengan kualitas dan kinerjanya di atas lapangan, melainkan karena kecintaannya pada hewan peternakan tersebut.
Pemain internasional Jerman tidak merahasiakan kecintaannya pada keledai, hewan yang tampaknya memiliki tempat spesial di hatinya, dengan dia juga berfoto dengan hewan tersebut.
Pengakuan Havertz
Dalam wawancaranya dengan The Guardian, Kai Havertz, yang mencetak gol tunggal kemenangan Chelsea di final Liga Champions 2021, mengatakan, “Beberapa rekan satu tim saya memanggil saya Keledai. Ini bukan karena sepak bola saya.”
Dia mengatakan bahwa sejak hari pertama, dia merasakan hubungan khusus dengan keledai. Gelandang timnas Jerman itu menyebutnya sebagai hewan yang sangat tenang yang mempersonalisasikan dirinya di dalamnya karena dia juga tenang.
Pemain berusia 23 tahun itu menambahkan, “Mereka bersantai sepanjang hari, tidak berbuat banyak, hanya ingin menjalani hidup mereka. Saya selalu mencintai mereka. Ketika saya kalah, saya akan pergi ke tempat suci. Anda melihat binatang, melihat sesuatu yang manusiawi di dalamnya.”