Kebangkitan Harry Maguire: Bek 1,6 Triliun Temukan Kembali Jati Diri di Bawah Asuhan Ruben Amorim

Gilabola.comHarry Maguire, bek tengah Manchester United, telah melalui perjalanan panjang yang penuh tantangan sejak bergabung dengan klub pada Agustus 2019.

Kepindahannya dari Leicester City dengan nilai transfer Rp 1,6 Triliun yang memecahkan rekor bek menciptakan ekspektasi besar, tetapi dia menghadapi banyak kritikan dan ejekan dari para fansdan media.

Meskipun begitu, Maguire terus bertahan dan kini menunjukkan performa yang membuktikan nilainya di bawah asuhan pelatih baru, Ruben Amorim, bangkit dari badut lawakan menjadi monster yang memang layak dihargai Rp 1,6 Triliun.

Sebelumnya, Maguire mengalami masa-masa sulit di Old Trafford. Tiga musim pertamanya di Manchester United tidak berjalan sesuai harapan. Manajer saat itu, Ole Gunnar Solskjaer, tidak mampu membawa tim meraih trofi.

Akibatnya? Maguire sering menjadi sasaran kritik atas performa tim yang mengecewakan.  Situasi memburuk di bawah pengganti sementara Solskjaer, Ralf Rangnick, di mana Maguire semakin terpinggirkan.

Ketika Erik ten Hag mengambil alih pada Mei 2022, posisi Maguire di starting XI semakin terancam. Ten Hag mendatangkan Lisandro Martinez, yang dengan cepat menjadi pilihan utama sebagai bek tengah bersama Raphael Varane.

Maguire hanya mencatatkan 16 penampilan sebagai starter di semua kompetisi pada musim 2022/2023. Spekulasi tentang masa depannya di klub semakin menguat ketika Ten Hag mencabut ban kapten dari lengannya.

Maguire sempat mempertimbangkan pindah ke West Ham, namun kepindahan tersebut tidak terwujud. Dia tetap bertekad untuk membuktikan dirinya. “Setelah berdiskusi dengan manajer, Dia memberitahu saya bahwa ia akan mengganti kapten,” ungkap Maguire di media sosial. “Meskipun saya sangat kecewa, saya akan terus memberikan yang terbaik setiap kali mengenakan jersey ini.”

Ketika Martinez mengalami cedera serius, Maguire mendapat kesempatan kembali. Perlahan tapi pasti, dia menunjukkan performa yang meyakinkan dan membantu tim di saat-saat kritis.

Meski United mengalami musim yang buruk, dengan finis di posisi kedelapan Premier League, Maguire tetap tampil solid. Dia menjadi salah satu pemain yang mampu menjaga kepala tetap tegak di tengah kekacauan tim.

Kebangkitan di Era Ruben Amorim

Musim ini, di bawah arahan Ruben Amorim, Maguire kembali menunjukkan kualitasnya. Amorim memilih Maguire sebagai starter dalam derby melawan Manchester City, di mana dia berhasil menghentikan Erling Haaland dan membantu United meraih kemenangan dramatis 2-1. Amorim kemudian memuji Maguire sebagai bek yang sempurna dalam formasi tiga bek.

Meski United masih berjuang untuk menemukan konsistensi, peran Maguire semakin penting. Dia telah menjadi pilar pertahanan dalam formasi baru yang diterapkan Amorim.

Dalam pertandingan melawan Arsenal di Piala FA, Maguire tampil heroik, membantu tim menahan serangan meski bermain dengan 10 pemain dan akhirnya memenangkan adu penalti.

Setelah pertandingan tersebut, Maguire berbicara tentang dukungan yang diterimanya dari Amorim. “Ruben mengatakan kepada saya bahwa ketika ia mengetahui ada opsi perpanjangan dalam kontrak saya, itu adalah keputusan yang mudah baginya,” kata Maguire kepada wartawan. “Ini memberi saya kepercayaan diri dan keyakinan bahwa mereka menginginkan saya di klub ini sebagai bagian dari proyek ini.”

Dengan performa yang semakin membaik, Maguire kini menjadi pilihan utama di lini belakang United. Dia juga diperkirakan akan kembali ke skuad Inggris di bawah pelatih baru, Thomas Tuchel.

Di usianya yang ke-31 tahun, Maguire membuktikan bahwa ida masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan, dan masa depannya bersama Manchester United tampaknya cerah.

Harry Maguire telah melalui banyak rintangan, tetapi semangat juangnya tidak pernah pudar. Di bawah bimbingan Ruben Amorim, dia kini kembali menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan di Premier League, membuktikan bahwa dirinya layak dengan label harga yang dulu dianggap terlalu tinggi.