Gilabola.com – Brentford kini memasuki musim 2025/26 dengan banyak tanda tanya setelah mengalami perombakan besar-besaran di dalam dan luar lapangan.
Jika sebelumnya klub ini dikenal solid dan konsisten sejak promosi ke Premier League pada 2021, kini mereka kembali menjadi misteri besar di kompetisi elit Inggris.
Kehilangan Sosok Sentral Thomas Frank
Kepergian Thomas Frank, sosok pelatih yang begitu identik dengan perjalanan sukses Brentford, meninggalkan kekosongan besar. Frank bukan hanya pelatih, tapi juga wajah publik klub yang membangun fondasi kesuksesan mereka. Kehilangannya menciptakan ketidakpastian besar mengenai arah klub ke depan.
Kini, Brentford memilih jalur berbeda dengan menunjuk Keith Andrews, mantan asisten pelatih yang sebelumnya dikenal sebagai analis sepak bola di media, sebagai manajer utama. Ini langkah berisiko karena Andrews belum memiliki pengalaman sebagai pelatih kepala di level top.
Eksodus Pemain Kunci dan Staf Pelatih
Frank tak pergi sendirian. Ia membawa serta tiga staf pentingnya: Justin Cochrane, Chris Haslam, dan Joe Newton ke Tottenham. Asisten lainnya, Claus Nørgaard, juga hengkang. Dari sisi pemain, Bryan Mbeumo dijual ke Manchester United dengan harga tinggi, sementara Yoane Wissa juga menyatakan keinginan untuk pergi.
Tak hanya itu, Brentford juga harus melepas kapten tim Christian Nørgaard, bek senior Ben Mee, dan kiper andalan Mark Flekken. Semua ini membuat skuad mereka terlihat sangat berbeda dari musim lalu.
Datangnya Pemain Bintang dan Harapan Baru
Untuk mengisi kekosongan, Brentford menghadirkan Jordan Henderson, eks kapten Liverpool berusia 35 tahun. Meski pengalamannya tak diragukan, banyak yang mempertanyakan apakah ia masih punya kemampuan fisik untuk bermain dalam sistem tekanan tinggi ala Brentford.
Pemain muda Michael Kayode juga resmi dipermanenkan setelah masa pinjamannya dari Fiorentina, dengan nilai transfer £17,5 juta. Ia menjadi salah satu pemain yang paling menonjol musim lalu, terutama saat tampil impresif melawan Manchester United. Kayode dikenal dengan lemparan jauhnya yang mematikan.
Selain itu, eks Liverpool lainnya, Fábio Carvalho, juga menjadi harapan besar setelah pulih dari cedera bahu. Pemain berusia 22 tahun itu siap memberikan dampak besar jika mampu menemukan kembali performa terbaiknya seperti saat masih membela Fulham.
Perubahan Kepemilikan dan Masuknya Investor Baru
Tak hanya dari sisi teknis, perubahan juga terjadi di level kepemilikan. Pemilik utama Matthew Benham menjual sekitar 25% saham klub kepada dua investor baru: Gary Lubner, pebisnis asal Afrika Selatan, dan Sir Matthew Vaughn, sutradara film-film terkenal seperti Kick-Ass dan Layer Cake. Mereka mengucurkan dana sekitar £100 juta ke Brentford.
Meskipun Benham masih memegang kendali mayoritas melalui perusahaannya Best Intentions Analytics, kehadiran investor baru menjadi sinyal kuat bahwa klub sedang melakukan restrukturisasi besar-besaran.
Kesimpulan: Brentford Memulai Era Baru Penuh Risiko
Brentford telah mengambil langkah-langkah berani dan penuh risiko. Dari menunjuk pelatih debutan hingga melakukan perombakan skuad, mereka kembali menjadi “tim misterius” seperti awal promosi ke Premier League.
Musim ini bisa menjadi titik balik—apakah mereka mampu menjaga identitas klub dan sistem unik yang telah dibangun selama bertahun-tahun, atau justru terjebak dalam fase transisi yang berujung degradasi.