Manchester United harus puas berbagi poin setelah ditahan imbang 1-1 oleh Wolves di Old Trafford, dalam laga yang diwarnai keputusan taktis mengejutkan dari Ruben Amorim, performa kurang meyakinkan tuan rumah, gol pembuka Joshua Zirkzee yang berbau keberuntungan, dan gol balasan Wolves jelang jeda.
Laga ini datang hanya beberapa hari setelah kemenangan penuh determinasi Manchester United atas Newcastle pada Boxing Day, namun alih-alih melanjutkan momentum, tim justru tampil kaku dan terlalu berhati-hati saat menghadapi tim juru kunci klasemen.
Ruben Amorim memilih meninggalkan formasi empat bek yang sebelumnya berhasil, dan kembali menggunakan skema lima bek dengan dua gelandang bertahan, Casemiro dan Manuel Ugarte, sebuah pendekatan yang dinilai terlalu defensif untuk laga kandang.
Keputusan tersebut semakin disorot karena Wolves datang ke Old Trafford tanpa kemenangan dan hanya mengoleksi dua poin dari 18 pertandingan, sebuah catatan yang menempatkan mereka sebagai salah satu tim terburuk dalam sejarah awal musim Premier League.
Dengan badai cedera dan absennya sejumlah pemain akibat turnamen internasional, Amorim hanya memiliki opsi terbatas dan bahkan menempatkan enam pemain akademi di bangku cadangan, termasuk Jack Fletcher dan Shea Lacey.
Alih-alih memanfaatkan energi pemain muda sejak awal, Manchester United justru terlihat menumpuk pemain di area sendiri, membuat tempo permainan lambat dan memberi Wolves ruang untuk tumbuh percaya diri.
Peluang bersih pertama Manchester United baru datang pada menit ke-26 ketika Joshua Zirkzee mencetak gol melalui tembakan yang berubah arah akibat defleksi, membuat bola mengecoh Jose Sa dan masuk ke gawang.
Gol tersebut tidak mengubah jalannya permainan secara signifikan, karena Manchester United terlihat lebih berupaya menjaga keunggulan tipis ketimbang menekan untuk mencetak gol tambahan sebelum turun minum.
Wolves justru semakin berani menyerang, dan peringatan datang ketika Benjamin Sesko menyundul bola ke tiang gawang dari situasi sepak pojok, sebuah peluang yang seharusnya berbuah gol.
Tekanan itu akhirnya berujung hasil ketika Ladislav Krejci menyamakan kedudukan tepat sebelum jeda babak pertama, kembali dari situasi bola mati yang gagal diantisipasi dengan baik oleh lini belakang Manchester United.
Peluit turun minum disambut sorakan kecewa dari tribun Old Trafford, reaksi yang tampaknya sampai ke bangku pelatih dan memengaruhi keputusan Amorim di awal babak kedua.
Babak Kedua dan Keputusan yang Dipertanyakan
Ruben Amorim melakukan pergantian mengejutkan dengan memasukkan Jack Fletcher, namun keputusan itu dibayar mahal karena Joshua Zirkzee, sang pencetak gol, justru ditarik keluar tanpa indikasi cedera yang jelas.
Manchester United tampil lebih agresif selepas jeda, dengan beberapa peluang dari Sesko dan Cunha, namun penyelesaian akhir tetap menjadi masalah utama yang tak kunjung teratasi.
Di sisi lain, Wolves menunjukkan ancaman nyata lewat serangan balik, memaksa kiper Senne Lammens bekerja keras dengan beberapa penyelamatan penting yang menjaga skor tetap imbang.
Pergantian pemain selanjutnya kembali menimbulkan tanda tanya ketika Amorim memasukkan debutan Bendito Mantato dan bahkan bek tengah Leny Yoro, langkah yang mencerminkan keterbatasan opsi sekaligus kebingungan mencari solusi gol.
Peluang terakhir Manchester United datang di masa tambahan waktu saat Patrick Dorgu sempat menjebol gawang Wolves, namun gol tersebut dianulir karena offside dalam proses build-up sebelumnya.
Peluit panjang mengakhiri laga dengan skor 1-1, dan kali ini suara boos terdengar lebih keras, mencerminkan kekecewaan publik terhadap performa, pendekatan taktis, dan hasil akhir yang dinilai tak sepadan.

