Gilabola.com – Upaya cepat Liverpool untuk mengamankan jasa Milos Kerkez tampaknya menemui hambatan, setelah Bournemouth bersikeras mempertahankan banderol tinggi untuk bek kiri mereka.
Bournemouth Tak Mau Mengalah, Negosiasi Terancam Berlarut
Liverpool telah memantau situasi Kerkez sejak Januari lalu dengan rencana menjadikannya pesaing utama Andrew Robertson di posisi bek kiri musim depan. Namun, klub asal Pantai Selatan Inggris itu tidak berniat memberikan kemudahan dalam negosiasi.
Setelah sebelumnya melepas Dean Huijsen ke Real Madrid musim panas ini, Bournemouth berada dalam posisi kuat untuk bersikap keras terhadap klub-klub besar yang mengincar aset utama mereka.
Milos Kerkez, yang menjadi starter reguler dalam setiap pertandingan Premier League musim lalu, jelas masuk kategori tersebut. Menurut laporan dari Express, Bournemouth tetap bertahan pada harga £45 juta untuk sang pemain.
Akibatnya, harapan Liverpool untuk segera mencapai kesepakatan harus tertunda. Direktur olahraga Richard Hughes kini harus menyelesaikan sejumlah ‘masalah yang belum terselesaikan’ dalam proses negosiasi.
Saga transfer ini diperkirakan akan berlanjut setidaknya hingga pekan depan, bahkan bisa lebih lama. Liverpool sedang dihadapkan pada tuntutan biaya besar untuk mendatangkan bek berusia 21 tahun tersebut.
Meski demikian, semua pihak masih optimistis bahwa kesepakatan akan tercapai pada bursa transfer musim panas ini.
Fokus Terbagi: Frimpong Datang, Wirtz Masih Diperjuangkan
Sementara itu, Liverpool baru saja mengumumkan kedatangan Jeremie Frimpong, yang akan bersaing dengan Conor Bradley di posisi bek kanan pasca kepergian Trent Alexander-Arnold.
Richard Hughes kini harus membagi fokusnya ke beberapa negosiasi sekaligus. Selain urusan Kerkez, Liverpool juga tengah mengejar transfer besar untuk pemain Bayer Leverkusen, Florian Wirtz.
Dua tawaran yang diajukan sebelumnya telah ditolak, dengan tawaran tertinggi mencapai £109,6 juta, sementara Leverkusen tetap bertahan pada angka £126 juta.
Rumor menyebutkan bahwa Liverpool bisa mengajukan tawaran berupa uang tunai ditambah pemain, dengan nama Jarell Quansah atau Harvey Elliott—atau bahkan keduanya—masuk dalam skema barter untuk menurunkan harga.