
Gilabola.com – John Terry kembali mengenakan seragam Chelsea akhir pekan ini untuk laga amal melawan Liverpool di Stamford Bridge. Mantan kapten The Blues itu dikenal sebagai sosok paling sukses dalam sejarah klub, dengan koleksi lima gelar Premier League, enam Piala FA, tiga Piala Liga, serta trofi Liga Champions dan Liga Europa.
Selain itu, dia juga dikenal karena kekayaan luar biasanya, kisah perubahan hidup istrinya, dan hubungannya dengan keluarga besar yang justru mendukung West Ham United.
Terry kini berusia 44 tahun dan tetap menjadi ikon bagi Chelsea. Dia pernah tampil 78 kali untuk timnas Inggris dan sempat menjadi bagian dari staf pelatih Aston Villa antara 2018 hingga 2021.
Kekayaan dan Perjalanan Karier
Kekayaan bersih Terry diperkirakan mencapai sekitar Rp 1,1 Triliun. Pada 2017, Business Insider menempatkannya di daftar sepuluh pesepak bola terkaya dunia. Bahkan pada 2007, dia tercatat sebagai pemain dengan bayaran tertinggi di Premier League.
Laporan Sunday Times pada 2018 memperkirakan nilai kekayaannya sebesar Rp 846 Miliar. Namun masa kerjanya di Aston Villa membuat pundi-pundinya bertambah hingga mencapai Rp 1,1 Triliun pada 2021.
Selama kariernya, Terry dikenal bukan hanya sebagai bek tangguh, tetapi juga pemimpin dengan karakter kuat di lapangan. Keberhasilannya membawa Chelsea ke puncak sepak bola Inggris menjadikannya figur legendaris yang dihormati di klub.
Meski sempat menjajal dunia kepelatihan, Terry lebih dikenal karena pencapaiannya sebagai pemain. Dia menjadi simbol kesetiaan dan dedikasi terhadap satu klub dalam era modern sepak bola.
Transformasi Istri dan Cerita Keluarga
Istrinya, Toni Terry, telah mengalami perubahan besar sejak menikah dengannya pada 2007. Dahulu dikenal sebagai bagian dari kelompok “WAGs” glamor, Toni kini tampil dengan gaya hidup yang lebih sederhana dan elegan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Toni lebih sering terlihat mengenakan tweed, sweter kasmir, dan sepatu bot desainer, menggantikan gaya mencolok yang identik dengannya pada era 2000-an.
Perubahan besar ini tidak hanya terjadi dalam gaya berpakaian, tetapi juga dalam karier. Sejak 2010, Toni menekuni profesi sebagai penunggang kuda dressage profesional dan aktif sebagai influencer kebugaran.
Dalam sebuah wawancara lama, Toni pernah mengatakan bahwa tekanan publik membuatnya ingin mengubah tubuh dan gaya hidupnya setelah melahirkan anak kembar mereka. Dia mengakui bahwa dunia yang ia jalani saat itu membuatnya sulit merasa cukup percaya diri.
Keluarga Fans West Ham
Sementara itu, Terry sendiri memiliki kenangan yang unik dengan keluarganya yang merupakan pendukung West Ham United. Dia pernah menceritakan bagaimana golnya ke gawang West Ham pada 2012 membuat suasana keluarga menjadi canggung.
Terry mengatakan bahwa dia memahami reaksi keluarganya karena sejak kecil ia juga tumbuh di lingkungan penggemar West Ham. Dia sempat bergabung dengan akademi klub itu sebelum akhirnya pindah ke Chelsea.
Dia menyebut sempat berlatih bersama pemain muda lain seperti Paul Koncheski, Bobby Zamora, dan Joe Cole sebelum akhirnya hengkang karena pergantian pelatih yang membuat suasana tim tidak nyaman.
Dalam kesempatan itu, Terry juga mengakui bahwa setelah mencetak gol ke gawang West Ham di menit ke-92, dia sudah menduga akan mendapat “olok-olok” dari keluarga dan teman dekatnya. Bahkan, saat terjatuh ke arah penonton di laga itu, dia mengira beberapa di antara mereka adalah keluarganya sendiri yang memberinya ejekan bercanda.