Kisah Mengerikan Nemanja Vidic, Bahkan Rekan Setimnya Saja Takut Bermain di Sampingnya!

Nemanja Vidic dikenal sebagai salah satu bek tengah terbaik dalam sejarah Manchester United. Namun, meski kehebatannya di atas lapangan tak diragukan lagi, tidak semua rekan setimnya merasa nyaman bermain di sampingnya. Sosok Vidic yang keras dan tak kenal kompromi menjadi pengalaman menantang bagi banyak pemain.

Vidic tiba di Old Trafford pada Januari 2006 dari Spartak Moscow dengan harga sekitar Rp 142 Milyar, sebuah angka yang, pada saat itu, dianggap wajar untuk pemain dengan reputasi belum terkenal.  Namun, dalam waktu singkat, dia menunjukkan bahwa dirinya layak menjadi bagian dari skuat legendaris asuhan Alex Ferguson.

Dalam delapan tahun kariernya di Manchester United, Vidic mencatatkan 300 penampilan, mencetak 21 gol, dan mengumpulkan 15 trofi utama, termasuk lima gelar Premier League dan satu gelar Liga Champions.

Alex Ferguson, sang pelatih legendaris, menyebut bahwa Vidic adalah bek yang alami dan atletis. Menurutnya, seorang bek yang tangguh dapat memenangkan pertandingan, dan Vidic adalah contoh sempurna dari tipe pemain yang dibutuhkan oleh klub sekelas Manchester United.

Saat diwawancarai pada 2011, Ferguson bahkan mengaku tak ingat harga pasti Vidic, tetapi baginya harga Rp 148 Milyar saat itu adalah angka yang sangat murah untuk bek berkelas dunia.

Vidic segera mencuri perhatian dengan gaya bermainnya yang keras, tak kenal lelah, dan selalu memberikan segalanya untuk tim. Karakternya di atas lapangan sangat berbeda dengan kepribadiannya di luar.

Di luar lapangan, Vidic dikenal sebagai sosok yang pendiam, namun di atas lapangan, sia berubah menjadi seorang pemimpin yang penuh semangat dan kadang dianggap menakutkan oleh rekan setimnya.

Ben Foster merasa takut bermain bersama Nemanja Vidic
Ben Foster merasa takut bermain dengan Nemanja Vidic di Manchester United

Mantan kiper United, Ben Foster, yang pernah bermain bersama Vidic, mengungkapkan bahwa bermain di tim yang sama dengan Vidic dalam latihan adalah pengalaman yang menakutkan.

Foster mengisahkan bahwa dalam sesi latihan lima lawan lima atau enam lawan enam, dia selalu berharap tidak berada di tim yang sama dengan Vidic. Jika tim mereka kalah atau Foster melakukan kesalahan yang menurut Vidic bisa dihindari, Vidic tak segan-segan mengkritik dengan tegas.

Bahkan, Foster menggambarkan rekannya asal Serbia itu sebagai sosok yang “mengerikan” saat latihan, meski di luar lapangan sia adalah pribadi yang tenang dan ramah.

Sikap tegas dan dedikasi Vidic di lapangan inilah yang membuatnya dihormati dan diakui sebagai salah satu bek terbaik di dunia. Paul Scholes, mantan rekan setimnya, bahkan pernah menyebut Vidic sebagai “orang gila” karena keberaniannya yang tak tertandingi dalam menghadapi setiap tantangan di lapangan.

Vidic tak pernah ragu untuk melakukan apa pun demi kepentingan tim, termasuk menyelamatkan gawang dengan berbagai cara dan memberikan motivasi keras kepada rekan setimnya.

Selama kariernya di Old Trafford, Vidic sukses menjadi bagian integral dari kesuksesan United, terutama selama era kepemimpinan Ferguson. Dia menjadi kapten tim sejak 2010 hingga 2014 dan memimpin Manchester United meraih berbagai trofi bergengsi, termasuk dua gelar Premier League sebagai kapten dan Liga Champions pada 2008.

Karakter Vidic yang tangguh dan bersemangat untuk selalu menang adalah salah satu faktor utama di balik kesuksesan Manchester United asuhan Alex Ferguson selama bertahun-tahun.

Keinginannya untuk selalu menjadi yang terbaik dan tak kenal kompromi dalam berlatih maupun bertanding adalah teladan yang sulit ditemukan di tim United saat ini.

Vidic meninggalkan warisan yang besar di klub, bukan hanya karena kemampuannya sebagai bek, tetapi juga karena mentalitas pemenang yang dia bawa ke setiap pertandingan.