Gilabola.com – Tottenham Hotspur hanya tinggal selangkah lagi dari kejayaan Eropa, tetapi seperti biasa, tidak ada yang mudah bagi mereka.
Setelah euforia usai menyingkirkan Bodo/Glimt di semifinal, rasa khawatir kini kembali menyelimuti skuad asuhan Ange Postecoglou.
Cedera pemain kembali menghantui, dan menghadapi Manchester United di Bilbao, Spurs harus mengatasi tantangan besar untuk mengakhiri penantian trofi selama 17 tahun dan meraih gelar Eropa pertama sejak 1984.
Masalah Kreativitas: Tak Ada Lagi Maddison, Kulusevski, atau Bergvall
Musim suram ini hampir berakhir dengan catatan manis — tetapi cedera lagi-lagi menjadi benang merah dari era Postecoglou.
Saat Dejan Kulusevski tertatih keluar lapangan dalam laga melawan Crystal Palace, Stadion Tottenham terdiam. Tak lama kemudian, dipastikan bahwa sang playmaker asal Swedia harus menjalani operasi lutut dan absen berbulan-bulan.
Sebelumnya, James Maddison juga mengalami cedera lutut yang mengakhiri musimnya, dan Lucas Bergvall, opsi ketiga di posisi gelandang serang, juga masuk ruang perawatan. Artinya, Spurs tak memiliki sosok nomor 10 alami untuk final nanti.
Postecoglou harus berpikir kreatif: apakah ia akan mengubah formasi menjadi 4-2-3-1, opsi yang jarang ia pakai musim ini? Ataukah ia akan mempercayakan lini tengah kepada trio Rodrigo Bentancur, Yves Bissouma, dan Pape Matar Sarr, dengan harapan menciptakan peluang dari sisi lapangan lewat Pedro Porro dan Destiny Udogie?
Ada pula opsi tak biasa seperti menurunkan Wilson Odobert, yang sempat mencetak gol saat bermain sebagai nomor 10 di Burnley. Atau, menggunakan Dominic Solanke bukan hanya sebagai striker utama, tapi juga untuk menahan bola dan membuka ruang bagi pemain lain.
Siapa yang Layak Isi Sayap Kiri?
Di sektor sayap kanan, Brennan Johnson hampir pasti jadi pilihan utama berkat performa impresifnya di Liga Europa — top skor tim di kompetisi ini.
Namun sisi kiri menyisakan dilema. Son Heung-min, kapten tim, baru kembali dari cedera dan belum menunjukkan performa terbaik. Ia hanya mencetak satu gol dalam 18 laga terakhir di klub dan timnas.
Richarlison, meski kerap cedera, tampil apik di dua leg melawan Bodo/Glimt, termasuk mencatat assist. Sedangkan Mathys Tel, yang tampil penuh melawan Palace dalam laga tak menentukan, bisa saja dijadikan starter sebagai kejutan.
Bermain Gaya “Angeball” atau Gaya Eropa?
Spurs menunjukkan dua wajah musim ini. Di Premier League, mereka tampil terbuka dan ofensif — khas Angeball — namun kerap kebobolan, hingga mencatat 20 kekalahan liga, rekor terburuk klub.
Namun di Eropa, mereka justru tampil pragmatis. Melawan Bodo/Glimt dan Frankfurt, mereka menjaga disiplin, memperlambat tempo, dan bahkan mencatat clean sheet di dua laga tandang.
Melawan MU, mereka sudah tiga kali menang musim ini — 3-0 di Old Trafford, lalu 4-3 dan 1-0 di London. Apakah Postecoglou akan tetap agresif? Atau memilih pendekatan lebih hati-hati khas Eropa?
Prediksi Susunan Pemain Tottenham vs Manchester United (4-3-3): Vicario; Porro, Romero, Van de Ven, Udogie; Sarr, Bentancur, Bissouma; Johnson, Solanke, Richarlison
Segala keputusan kini ada di tangan Postecoglou. Dalam laga terbesar sejak final Liga Champions 2019, ia harus menemukan formula sempurna — atau bersiap jadi korban dari mimpi yang hampir jadi kenyataan.