Gilabola.com – Leeds United berusaha keras melawan “gravitasi” Championship yang kerap menarik tim promosi kembali turun hanya dalam satu musim. Manajer Daniel Farke bergerak cepat di bursa transfer musim panas dengan mendatangkan tujuh pemain baru untuk menambah tinggi badan, kekuatan fisik, dan agresivitas di skuad yang musim lalu dinilai terlalu mungil meski secara teknis mumpuni.
Enam rekrutan seperti Lucas Perri, Jaka Bijol, Sebastiaan Bornouw, Gabriel Gudmundsson, Sean Longstaff, dan Anton Stach memperkuat sektor kiper, pertahanan, dan lini tengah. Namun, Lukas Nmecha menjadi satu-satunya amunisi baru di lini depan. Situasi ini membuat Leeds berpacu dengan waktu membangun serangan, apalagi Patrick Bamford dipastikan dijual, sementara Mateo Joseph dan Joe Gelhardt dipinjamkan untuk satu musim penuh.
Farke Akui Lini Depan Belum Siap untuk Premier League
“Kami tidak naif,” kata Farke usai hasil imbang 1-1 melawan Villarreal di laga pramusim. “Kami tahu lini depan kami belum berada di level Premier League. Bahkan dibandingkan musim lalu di Championship, kami tidak terlalu meningkat.
Saya tidak bisa menjamin semua siap di laga perdana, tapi kami harus memastikan, paling lambat setelah jeda internasional September, skuad kami benar-benar kompetitif.”
Sementara menunggu perekrutan baru, Joël Piroe, top skor Championship musim lalu, mendapat kesempatan membuktikan diri sebagai penyerang kelas Premier League.
Pemain Baru dan Adaptasi Cepat yang Diharapkan
Dari seluruh rekrutan, Jaka Bijol yang dibeli dari Udinese seharga £15 juta (sekitar Rp300 miliar) dinilai sebagai pembelian paling cerdas. Meski demikian, kecepatan adaptasi para pemain baru akan sangat menentukan.
Leeds berharap kerangka tim cukup kuat untuk mengoptimalkan talenta lama seperti winger Wales Dan James dan gelandang Jepang Ao Tanaka.
Profil Manajer: Daniel Farke
Berbeda dengan manajer pada umumnya, Farke dikenal komunikatif dan cerdas secara emosional. Mantan mahasiswa ekonomi yang berpenampilan bak mantan bintang heavy metal ini telah meraih tiga promosi ke Premier League, dua di antaranya bersama Norwich City dengan kondisi finansial terbatas.
Meski musim lalu masa depannya di Elland Road sempat dispekulasikan, Ketua Leeds, Paraag Marathe, menegaskan, “Dia adalah pilihan saya.” Farke pun berkomitmen menjaga Leeds tetap di Premier League, mengingat dalam 21 tahun terakhir klub ini hanya tiga musim berlaga di kasta tertinggi.
Tantangan di Luar Lapangan
Mengelola Leeds tak pernah mudah. 49er Enterprises yang berbasis di San Francisco harus menjaga keseimbangan antara kepatuhan aturan finansial dan ambisi di lapangan. Situasi semakin kompleks karena promosi ke Premier League bertepatan dengan proyek renovasi besar Elland Road untuk menambah kapasitas menjadi 53.000 kursi.
Dengan pengajuan resmi izin pembangunan sudah diserahkan ke dewan kota, proyek bisa dimulai sebelum Natal. Di sisi manajemen, Robbie Evans kini menjabat direktur pelaksana menggantikan Angus Kinnear, sedangkan Adam Underwood dipromosikan menjadi direktur olahraga.
Rekrutan Bintang: Sean Longstaff
Farke menilai pasar domestik Inggris cenderung terlalu mahal, namun Leeds berani membayar £12 juta (sekitar Rp240 miliar), berpotensi naik ke £15 juta (sekitar Rp300 miliar), untuk mendatangkan Sean Longstaff dari Newcastle.
Meski kalah bersaing dengan Sandro Tonali, Bruno Guimarães, dan Joelinton di St James’ Park, Longstaff punya 171 penampilan Premier League dan pengalaman berharga untuk memperkuat lini tengah Leeds bersama Stach, Ethan Ampadu, Tanaka, dan Illia Gruev.
Bakat Muda yang Mencuri Perhatian: Harry Gray
Harry Gray, penyerang muda Inggris berusia 16 tahun yang juga cucu legenda Leeds Frank Gray, memiliki teknik dua kaki yang sama baiknya dan bisa bermain sebagai nomor 9 maupun 10.
Meski baru sekali tampil di tim utama musim lalu, kecerdasan membaca permainan dan ketajaman penyelesaiannya membuat klub berhati-hati mengelola perkembangannya.
Musim Penentuan untuk Wilfried Gnonto
Winger Italia berusia 21 tahun ini memiliki 13 caps untuk negaranya dan dikenal dengan dribel tajam serta kecepatan luar biasa. Namun, ia harus membuktikan konsistensi untuk mengamankan tempat di starting XI. Bagi bek Premier League, menghadapi Gnonto bisa jadi mimpi buruk, asalkan ia mampu mengurangi permainan yang tidak stabil.