Gilabola.com – Dua eksekusi penalti Mohamed Salah yang sempurna saat melawan Southampton di pekan ke-28 Liga Inggris 2024/2025 semakin mendekatkan Liverpool ke gelar juara!
Penyerang asal Mesir ini kini menjadi top skorer Premier League dengan 27 gol liga, sekaligus menyamai rekor Sergio Agüero (184 gol) di peringkat kelima sepanjang masa Premier League. Ia hanya terpaut tiga gol dari posisi keempat yang dipegang Andrew Cole.
Salah telah mencetak 44 dari 52 penalti yang diambilnya untuk Liverpool di semua kompetisi (tidak termasuk adu penalti), dengan persentase keberhasilan 84,6%. Ia semakin mendekati rekor penalti Steven Gerrard untuk Liverpool, yaitu 47 gol dari 57 penalti (persentase 82,5%).
Namun, hanya satu pemain dalam sejarah Liverpool yang memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi dari Salah untuk eksekusi penalti dengan lebih dari 20 percobaan. Jan Molby mencetak 42 dari 45 penalti (93,3%) antara tahun 1985 hingga 1995, dan memegang rekor klub dengan 18 penalti berturut-turut yang berhasil masuk.
The Athletic berbicara langsung dengan Molby, menonton ulang semua penalti Salah, dan menganalisis tekniknya yang membuatnya begitu efektif.
Mohamed Salah Tak Pernah Ragu!
Menurut Molby, mentalitas Salah adalah kunci suksesnya sebagai algojo penalti.
“Kamu tak ingin terdengar sombong, tapi mengambil penalti tak pernah membuatku gugup, dan aku pikir Mo juga begitu,” kata Molby.
“Dia tidak bisa menunggu lama untuk mengambilnya. Tak ada keraguan di pikirannya. Dia hanya ingin menyelesaikannya. Ini tentang mencintai tanggung jawab yang datang dengan tugas ini.”
Molby juga mengenang satu-satunya penalti yang membuatnya ragu:
“Satu-satunya penalti yang pernah membuatku berpikir dua kali adalah saat melawan Watford di perempat final FA Cup 1986. Kami tertinggal 1-0 dengan empat menit tersisa. Aku tahu jika aku gagal, kami tersingkir. Untungnya, kami menang 2-1 setelah perpanjangan waktu.”
Dulu Penalti Tak Pernah Dilatih, Sekarang Penuh Analisis
Molby menjelaskan bagaimana dulu eksekusi penalti tidak terlalu diperhatikan, berbeda dengan era sepak bola modern.
“Aku mulai mengambil penalti setelah Phil Neal menolak melawan Tottenham karena kiper lawan adalah sahabatnya, Ray Clemence. Aku menawarkan diri, dan sejak saat itu, aku menjadi algojo utama.”
Di era modern, menurutnya, ada lebih banyak aspek yang diperhitungkan:
Analisis data kiper – Mereka sudah mengetahui kebiasaan penendang penalti.
Gangguan VAR – Pemain harus menunggu lebih lama sebelum bisa menendang bola.
“Dalam konteks itu, mencetak 44 dari 52 penalti sangat mengesankan,” kata Molby.
Mohamed Salah Bisa Menendang ke Mana Saja
Dari grafik yang ditunjukkan, Salah memiliki kecenderungan menendang ke pojok kanan bawah, tetapi dia cukup sering melakukan variasi.
“Untuk kaki kiri, sudut itu adalah ‘rumah’,” kata Molby.
Namun, yang membuat Salah berbahaya adalah variasi dalam eksekusinya.
“Jika kamu melihat semua 44 penaltinya yang masuk, hampir semua bagian gawang sudah disentuh. Dia tak segan mengangkat bola saat dibutuhkan.”
Strategi Penalti Mo Salah: Fokus pada Bola, Bukan Kiper
Setiap kali mengambil penalti, Salah selalu mengikuti pola yang sama:
- Tangan di pinggang, menghadap bola untuk menenangkan diri.
- Beberapa langkah ke kanan sebelum berlari menuju bola.
- Tidak terpengaruh gerakan kiper – Salah sudah tahu di mana bola akan ditempatkan.
Contohnya, kiper Southampton Aaron Ramsdale menebak arah dengan benar, tetapi masih kalah dengan kecepatan dan ketinggian bola.
Molby menekankan bahwa Salah tidak pernah melakukan kontak mata dengan kiper.
“Aku sendiri dulu selalu membaca gerakan kiper, tetapi Mo tidak peduli. Dia sudah menentukan arah tembakannya sejak awal.”
Hanya Dua Kegagalan dalam 21 Penalti Terakhir
Rekor terbaru Salah sangat luar biasa:
- 10 penalti terakhirnya di Premier League masuk semua.
- Hanya gagal 2 dari 21 penalti terakhir di semua kompetisi.
- Satu kegagalannya adalah saat melawan Real Madrid (November 2024), di mana bola melenceng ke sisi kanan gawang.
Molby mengaitkan hal ini dengan teori Johan Cruyff, legenda Belanda:
“Cruyff tidak suka penendang penalti kidal karena mereka cenderung terlalu mudah ditebak. Jika mereka mencoba menembak ke sisi kanan kiper, mereka sering terlalu berlebihan dan melebar.”
Tiga penalti Salah yang gagal selalu melebar ke sisi kanan kiper, termasuk saat melawan Arsenal (April 2023).
Evolusi Sang Algojo Penalti Liverpool
Molby melihat perkembangan teknik penalti Salah dari tahun ke tahun.
“Di awal kariernya, ia terlihat lebih gugup. Kadang hanya menendang sekeras mungkin. Sekarang, ia begitu percaya diri.”
Tekniknya kini telah berkembang menjadi kombinasi kekuatan, akurasi, dan variasi.
“Ketika Mo berdiri untuk mengambil penalti sekarang, hampir semua orang yakin bola akan masuk.”
Penalti Salah yang Bisa Membawa Liverpool ke Kejayaan
Di musim ini, Salah telah mencetak 32 gol dan 22 assist dalam 41 pertandingan, termasuk banyak gol dari titik putih yang krusial dalam kemenangan Liverpool atas tim seperti Manchester City, Chelsea, dan Wolves.
Kini, Paris Saint-Germain akan menjadi ujian berikutnya di Liga Champions. Dengan Liverpool unggul agregat 1-0, Salah kemungkinan akan kembali menjadi algojo jika The Reds mendapatkan penalti.
“Melihat semua penalti yang sudah diambilnya, kita bisa melihat bagaimana ia berkembang sebagai penendang. Sekarang, ia sangat percaya diri, dan saat Salah mengambil penalti, semua orang di Anfield yakin bola akan masuk.” ujar Molby.
Liverpool berharap, keberhasilan Salah dari titik putih akan membawa mereka semakin dekat ke kejayaan musim ini!