Paul Scholes telah mengemukakan kekhawatirannya terkait kedatangan mantan bek Bayern Munchen Matthijs de Ligt di Manchester United, menyebut bek asal Belanda itu sebagai “bek kelas dua.”
De Ligt, yang didatangkan dari Bayern dengan biaya sekitar Rp 782 Milyar, sebelumnya pernah bekerja sama dengan Erik Ten Hag di Ajax, tetapi Scholes meragukan apakah pemain berusia 25 tahun itu akan mampu memenuhi harapan tinggi di Old Trafford.
Bek tengah itu bergabung dengan Manchester United setelah perjalanan yang kurang memuaskan di Juventus dan Bayern Munchen. Mantan kapten Ajax ini hanya tampil sebanyak 53 kali dalam dua tahun terakhir bersama Bayern, sebuah statistik yang menimbulkan keraguan tentang kemampuannya untuk bersinar di panggung besar.
Scholes menegaskan bahwa fakta bahwa De Ligt tidak mendapatkan tempat utama di tim Bayern adalah “kekhawatiran besar,” terutama ketika pemain seperti Eric Dier berhasil mendapatkan posisi lebih sering di depannya.
Scholes, yang dikenal sebagai salah satu pemain tengah terbaik dalam sejarah Manchester United, menyatakan bahwa keputusan klub untuk merekrut pemain Belanda itu mungkin tidak tepat.
Dia juga mengkritik kebijakan transfer United yang seolah-olah berfokus pada pemain-pemain yang pernah bekerja sama dengan Ten Hag, meskipun catatan mereka di klub sebelumnya tidak mengesankan.
De Ligt bukan satu-satunya pemain yang datang dari Bayern ke Manchester United musim ini. Noussair Mazraoui, bek kanan asal Maroko, juga diboyong sebagai bagian dari upaya Ten Hag untuk memperkuat lini pertahanan.Namun, Scholes tetap skeptis tentang apakah kedua pemain ini bisa mengatasi masalah pertahanan yang dialami United musim lalu.
Kritik terhadap De Ligt tidak hanya datang dari Scholes. Mantan pemain Liverpool, Graeme Souness, juga memberikan penilaian yang keras terhadap kemampuan bertahan Matthijs de Ligt.
Souness menyatakan bahwa bek asal Belanda ini belum menunjukkan perkembangan yang signifikan sejak masa-masa awalnya di Ajax, dan dia meragukan apakah De Ligt adalah sosok yang tepat untuk memperkuat lini belakang United.
Mantan Liverpool itu juga menyoroti bahwa De Ligt tidak tampil sekali pun untuk tim nasional Belanda selama Piala Eropa musim panas ini, sebuah indikasi bahwa bek tersebut mungkin tidak dalam performa terbaiknya.
Selain itu, Souness mempertanyakan apakah De Ligt akan mampu membawa stabilitas yang sangat dibutuhkan oleh United, yang musim lalu kesulitan menemukan pasangan bek tengah yang konsisten akibat cedera.
Manchester United sendiri sedang berusaha memperkuat pertahanan mereka menjelang musim 2023/2024, dengan harapan untuk meningkatkan performa mereka di liga dan kompetisi lainnya.
Namun, dengan kritik yang dilontarkan oleh Scholes dan Souness, tampaknya ada keraguan yang signifikan tentang apakah De Ligt adalah pemain yang tepat untuk membawa perubahan positif di lini belakang United.
Sebagai catatan tambahan, Souness juga membandingkan De Ligt dengan Jonny Evans, yang kembali ke Manchester United setelah sempat bermain di klub lain. Evans, meskipun bukan bintang besar, telah menunjukkan konsistensi yang diharapkan dari seorang bek tengah.
Dalam hal ini, Souness menyatakan bahwa De Ligt perlu membuktikan dirinya sebagai bek yang tangguh, yang dapat diandalkan untuk menjaga pertahanan United tetap solid sepanjang musim.