
Gilabola.com – Alexander Isak resmi menjadi rekrutan terbesar Liverpool di bursa transfer musim panas setelah menuntaskan kepindahannya senilai Rp 2,77 Triliun dari Newcastle United. Namun, keberhasilan itu datang dengan cerita kontroversial.
Striker asal Swedia tersebut disebut memilih mogok latihan dan menolak tampil pada tiga laga awal musim Premier League demi memaksa kepindahan ke Anfield.
Keputusan itu memicu kekecewaan besar di kubu Newcastle. Klub pun bergerak cepat mencari pengganti dengan mendatangkan Yoane Wissa dari Brentford serta Nick Woltemade dari Stuttgart.
Meski begitu, kepergian Isak tetap meninggalkan rasa pahit, terutama di mata legenda klub, Nobby Solano. Dia menilai sikap sang penyerang telah merusak reputasi dan menghancurkan peluang untuk menjadi salah satu ikon terbesar dalam sejarah Newcastle.
Kritik Keras dari Nobby Solano
Dalam wawancara dengan media lokal, Solano mengatakan bahwa Isak sebenarnya memiliki peluang untuk menyalip rekor gol Alan Shearer jika dia bertahan lebih lama.
Menurutnya, keputusan sang striker untuk melakukan aksi mogok dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap fans Newcastle yang selalu setia memenuhi stadion.
Solano juga menegaskan bahwa Isak telah melewatkan kesempatan langka. Nomor punggung 9 yang begitu legendaris sedang kosong dan bisa saja menjadi miliknya.
Dia menambahkan bahwa dengan usia yang masih 25 tahun serta kontrak panjang, klub seharusnya bisa memberikan Isak status istimewa dan masa depan yang aman. Namun, Solano menilai sang pemain lebih mementingkan diri sendiri dan sisi finansial ketimbang loyalitas kepada klub dan pendukung.
Legenda asal Peru itu bahkan menyebut bahwa sikap Isak telah menodai warisan sepak bola yang seharusnya bisa dia bangun di St. James’ Park.
Dukungan Kritik dari Shearer
Bukan hanya Solano, Alan Shearer juga ikut menyoroti proses transfer tersebut. Dia menyebut tidak menyukai bagaimana situasi itu berakhir, terutama karena seorang pemain profesional masih memiliki kontrak dan kewajiban kepada klub.
Shearer menegaskan bahwa tindakan mogok bermain demi memaksakan kepindahan tidak pernah benar, apalagi dilakukan saat masih menerima gaji penuh.
Dia menambahkan bahwa kejadian ini tidak menguntungkan siapa pun. Menurutnya, hal itu justru memberikan citra buruk bagi sepak bola, klub, dan terlebih lagi bagi para penggemar yang selalu membayar untuk mendukung tim mereka.
Isak sendiri meninggalkan Newcastle dengan catatan 23 gol di Premier League musim lalu, sebuah prestasi yang membuatnya menjadi salah satu penyerang paling berbahaya di liga.
Namun, cara dia mengakhiri perjalanannya bersama The Magpies membuat banyak pihak menilai bahwa pencapaiannya itu kini dibayangi oleh kontroversi yang menodai hubungannya dengan klub dan pendukungnya.