
Gilabola.com – Liverpool membuang keunggulan dua kali dan hanya mampu bermain imbang 3-3 melawan Leeds, dengan Dominik Szoboszlai menyinggung soal mentalitas tim, sementara Gary Neville menilai Liverpool tidak bisa dipercaya karena kesalahan yang terus berulang.
Hugo Ekitike mencetak dua gol cepat di awal babak kedua, Szoboszlai menambah gol ketiga, tetapi Leeds bangkit melalui penalti Dominic Calvert-Lewin dan gol telat Ao Tanaka pada menit ke-95.
Liverpool tampil cukup meyakinkan di awal babak kedua setelah Ekitike mencetak dua gol hanya dalam beberapa menit. Situasi itu membuat mereka berada dalam posisi ideal untuk pulang dengan tiga poin dari Elland Road.
Namun, Leeds yang sedang berjuang menghindari zona degradasi menunjukkan reaksi kuat seperti yang mereka tunjukkan saat menahan Manchester City dan mengalahkan Chelsea. Dorongan publik tuan rumah membuat pertandingan berjalan sangat terbuka.
Kebobolan Cepat dan Mentalitas yang Disorot
Leeds memperkecil ketertinggalan setelah Ibrahima Konate melakukan tekel ceroboh terhadap Wilfried Gnonto di kotak penalti. Pelanggaran itu memberi Leeds peluang yang langsung dimanfaatkan Calvert-Lewin.
Dalam posisi unggul dua gol, Liverpool justru kehilangan kontrol permainan. Szoboszlai menggambarkan situasi itu sebagai momen ketika tim seolah merasa laga sudah selesai setelah unggul 2-0.
Dia menilai bahwa peringatan sudah disampaikan sejak awal bahwa Leeds tidak boleh diremehkan dalam kondisi apa pun. Menurutnya, itu adalah pertandingan yang bisa berubah dengan cepat jika lawan diberi ruang.
Setelah penalti yang membuat kedudukan menjadi 2-2, Liverpool memang merespons dengan baik. Szoboszlai mengatakan bahwa reaksi tim cukup positif ketika mereka kembali memimpin lewat golnya.
Namun, dia juga mengakui bahwa kebobolan dari situasi bola mati pada menit akhir sangat mengecewakan. Menurutnya, itu bukan cara yang layak untuk kembali kehilangan poin penting.
Szoboszlai menjelaskan bahwa suasana ruang ganti setelah laga itu tidak bisa diceritakan keluar. Dia menegaskan bahwa tim harus mengelola situasi sendiri dan mencari solusi untuk masalah yang muncul.
Dia menambahkan bahwa setiap pemain harus berani menilai diri sendiri dan bertanya apakah mereka sudah melakukan yang terbaik. Jika jawabannya ya, maka konsistensi menjadi kebutuhan berikutnya.
Sorotan untuk Kesalahan Berulang Liverpool
Sementara itu, Gary Neville memberikan penilaian keras terhadap performa Liverpool. Dalam komentarnya, dia menyebut bahwa Liverpool tidak dapat dipercaya karena terlalu sering melakukan kesalahan yang merugikan.
Neville menilai performa Liverpool tidak konsisten dan membuat siapa pun selalu mengira sesuatu yang buruk akan terjadi. Dia menyebut kesalahan demi kesalahan menjadi penyebab utama hilangnya poin.
Konate menjadi sosok yang paling disorot setelah pelanggarannya membuka jalan kembalinya Leeds dalam pertandingan. Tekel tersebut dianggap sebagai blunder terbesar Liverpool sepanjang malam.
Liverpool sebenarnya sempat membangun momentum setelah kembali unggul. Namun, saat pertandingan memasuki menit tambahan, pertahanan mereka kembali goyah dalam situasi bola mati.
Gol Ao Tanaka pada menit ke-95 membuat stadion bergemuruh dan memaksa Liverpool pulang hanya dengan satu poin. Hasil itu memperpanjang rangkaian hasil yang membuat posisi mereka sulit menembus lima besar.
Liverpool kini menghadapi persoalan kombinasi antara hilangnya fokus, mentalitas yang tidak stabil, dan kesalahan individu. Tiga faktor itu terus mengganggu langkah mereka di liga.
Pendapat Kami:
Liverpool memiliki kualitas untuk menang, tetapi masalah fokus dan kesalahan berulang membuat mereka sulit berkembang. Tanpa perbaikan di lini belakang dan pengelolaan mental yang lebih kuat, hasil seperti di Elland Road akan terus terulang.
