Site icon Gilabola.com

Liverpool Hadapi Kenyataan Pahit Usai Bursa Transfer Musim Panas dan Kehilangan Tragis Diogo Jota

Pelatih Liverpool Arne Slot

Gilabola.com – Wembley seharusnya menjadi ajang perkenalan wajah baru Liverpool. Namun, laga Community Shield justru memunculkan banyak pertanyaan soal kesiapan tim mempertahankan gelar Premier League, di tengah bayang-bayang duka mendalam atas kepergian Diogo Jota.

Alexander Isak disebut-sebut bakal merapat ke Anfield, namun kepastian transfer masih menunggu keputusan pasar. Di balik rumor, Liverpool masih berjuang menghadapi kehilangan besar: wafatnya Jota bersama sang kakak, André Silva, dalam kecelakaan di jalan raya Spanyol. Nomor punggung 20 pun resmi dipensiunkan sebagai bentuk penghormatan.

Momen Mengheningkan Cipta yang Ternodai

Musim ini akan dijalani Liverpool dengan dedikasi untuk Jota, sosok rendah hati yang 12 bulan lalu mencetak gol perdana era Arne Slot di Premier League. Namun, penghormatan di Wembley ternodai oleh segelintir suporter Crystal Palace yang berteriak saat momen hening cipta, memicu reaksi keras dari fans Liverpool.

Sementara itu, kubu Palace membawa pesan protes lewat spanduk bertuliskan “UEFA mafia” dan aksi kembang api. Polemik partisipasi mereka di kompetisi Eropa masih menggantung, dengan putusan banding baru akan diumumkan pada Senin.

Era Baru Liverpool Dimulai di Tengah Luka

Meski Jota tak lagi ada, tim yang dibentuk Direktur Olahraga Richard Hughes mulai menunjukkan wajah baru. Hugo Ekitiké, rekrutan dari Paris Saint-Germain yang jarang mendapat kesempatan di klub lamanya, membuka skor lebih dulu. Florian Wirtz kemudian memamerkan teknik dan visi permainan khas bintang Jerman, menjadi motor serangan The Reds.

Namun, perubahan gaya bermain terlihat jelas. Liverpool yang musim lalu juara karena konsistensi kini bermain lebih terbuka, membuat pertahanan rentan.

Masalah di Pertahanan dan Ketidakseimbangan Tim

Jeremie Frimpong, bek sayap baru, memang menambah dimensi serangan namun masih perlu adaptasi di lini belakang. Golnya di menit 20:20 bertepatan dengan momen mengenang Jota, seakan punya simbol tersendiri.

Sayangnya, kelemahan bertahan juga terlihat. Virgil van Dijk membuat pelanggaran yang berbuah penalti, Ryan Gravenberch dan Alexis Mac Allister belum cukup fit untuk menutup celah, sementara Mohamed Salah kurang memberi perlindungan di sisi kanan.

Di sektor kiri, Milos Kerkez kesulitan mengimbangi kecepatan Ismaïla Sarr, yang akhirnya mencetak gol kedua Palace.

Kekuatan Lawan dan Sinyal Bahaya

Marc Guéhi, bek tengah yang juga diincar Liverpool namun harganya bisa melampaui anggaran—terlebih jika Isak benar-benar dibeli—tampil solid. Adam Wharton memamerkan visi permainan yang memanjakan lini depan Palace.

Meski Oliver Glasner belum banyak menambah pemain di bursa transfer, Palace berhasil memanfaatkan kelemahan lawan dan menutup laga lewat kemenangan dramatis di adu penalti.

Lebih dari Sekadar Kekalahan

Bagi Liverpool, kekalahan di Community Shield hanyalah bayangan kecil dari kehilangan sesungguhnya: rekan, sahabat, dan juara yang telah tiada. Wembley memberikan gambaran bahwa perjalanan mengulang kejayaan era Jota mungkin tak semudah mimpi besar di musim panas ini.

Exit mobile version