Gilabola.com – Martin Zubimendi hampir bergabung dengan Liverpool pada musim panas tahun lalu, namun keputusan akhir justru membawanya ke Arsenal. Klub asal London itu diketahui melakukan pendekatan yang cukup meyakinkan terhadap sang gelandang bertahan, yang hingga kini masih membela Real Sociedad.
Liverpool, yang sebelumnya telah menyepakati rincian transfer dengan pihak gelandang internasional Spanyol, dikabarkan merasa dikecewakan oleh perkembangan di luar dugaan tersebut.
Arsenal memberi sinyal kepada pihak Zubimendi bahwa mereka memiliki rencana jangka panjang, termasuk kemungkinan melepas salah satu dari Jorginho atau Thomas Partey pada akhir musim 2024/25. Jorginho kini telah bergabung dengan Flamengo, sedangkan Partey masih berada dalam negosiasi kontrak.
Kondisi itu cukup menggoyahkan komitmen Zubimendi terhadap kepindahannya ke Anfield. Akibatnya, transfer yang disebut sudah mendekati finalisasi akhirnya dibatalkan.
Langkah The Gunners dinilai berhasil menggagalkan manuver penting Liverpool dan pada saat yang sama memperkuat lini tengah skuad Mikel Arteta untuk menantang gelar sekali lagi musim depan.
Liverpool Pilih Sabar dan Percaya Diri di Bursa Transfer
Meskipun kehilangan peluang untuk merekrut salah satu gelandang bertahan terbaik di Eropa dengan nilai klausul sebesar Rp 1,1 Triliun, Liverpool menunjukkan ketenangan dalam menyikapi situasi. Klub asal Merseyside tersebut memutuskan untuk tidak langsung mencari alternatif, melainkan mempertahankan filosofi transfer yang selektif dan penuh pertimbangan.
Dalam satu tahun terakhir, Liverpool tidak melakukan belanja besar untuk sektor gelandang bertahan, meskipun dana untuk Zubimendi telah disiapkan. Hal itu didukung oleh performa stabil dari Alexis Mac Allister dan Ryan Gravenberch dalam formasi dua gelandang di bawah pelatih baru, Arne Slot.
Alih-alih panik, manajemen Anfield memilih untuk tidak melakukan transfer besar pada musim panas lalu. Satu-satunya pemain yang didatangkan ke tim utama seperti Federico Chiesa jarang tampil, dan Giorgi Mamardashvili pun kembali ke Valencia.
Kepercayaan terhadap skuad yang ada justru membuahkan hasil. Liverpool mampu tampil konsisten dan sukses meraih gelar Premier League. Musim ini, dua target utama berhasil diamankan, yakni Jeremie Frimpong dan Florian Wirtz. Bahkan, langkah untuk merekrut Milos Kerkez juga hampir tuntas.
Di sepak bola modern, di mana banyak klub mudah tergoda untuk membelanjakan dana besar demi nama besar, Liverpool memilih untuk tetap berpegang pada rencana matang.
Mereka menunjukkan bahwa kehilangan satu nama bukan berarti kehilangan arah. Zubimendi mungkin menjadi peluang yang terlewat, namun prinsip klub untuk tidak sekadar mengisi posisi kosong tetap menjadi dasar strategi jangka panjang mereka.
Pendekatan ini terbukti tidak hanya efektif, tetapi juga memberi fondasi kuat bagi pembangunan tim dalam jangka waktu yang lebih panjang.