Lupakan Sesko dan Watkins, Saatnya Manchester United Berjudi Pada Striker Diskon Ini

Gilabola.comBursa transfer musim panas kembali membawa Manchester United ke dilema klasik: mengeluarkan uang besar demi nama besar atau mencari opsi yang lebih murah dengan risiko yang tidak kalah besar.

Setelah pembicaraan panjang tentang Benjamin Sesko dan Ollie Watkins, muncul wacana bahwa klub ini sebenarnya tidak bisa terus menghamburkan dana untuk penyerang bintang lain dan berharap tim inti bisa berfungsi maksimal musim depan.

Lima tahun terakhir, pengeluaran besar untuk lini depan telah menjadi sorotan. Antony dibeli dengan harga Rp 1,88 Triliun, Jadon Sancho Rp 1,61 Triliun, dan Rasmus Hojlund Rp 1,6 Triliun, tetapi ketiganya belum benar-benar memenuhi harapan.

Jika setidaknya dua dari pembelian itu sukses, fokus transfer musim panas ini bisa diarahkan ke pertahanan atau lini tengah. Namun kenyataannya, skuad masih timpang dan Ruben Amorim baru menambahkan dua dari tiga target lini serangnya dengan total belanja Rp 2,8 Triliun.

Dengan kondisi ini, mencari penyeimbang menjadi kebutuhan. Ada rencana untuk memperkuat lini tengah dengan Morten Hjulmand yang memiliki klausul rilis Rp 1,5 Triliun, serta mencari penjaga gawang seperti Diogo Costa atau Emi Martinez dengan harga di kisaran Rp 774 Miliar.

Membawa Sesko dengan biaya Rp 1,5 Triliun akan menjadi taruhan mahal karena sang striker belum benar-benar matang. Sementara Watkins, yang akan berusia 30 tahun pada 2025, juga bukan jaminan jangka panjang.

Vlahovic Jadi Perjudian yang Menggiurkan

Di tengah situasi itu, muncul opsi yang jauh lebih murah tetapi penuh tanda tanya: Dusan Vlahovic. Juventus menurunkan harga pemain Serbia itu dari menjadi hanya sekitar Rp 768 Miliar, jauh di bawah harga pembelian Rp 1,4 Triliun tiga tahun lalu.

Performa Vlahovic menurun sejak musim panas 2022, dan kedatangan Randal Kolo Muani dari Paris Saint-Germain membuatnya hanya tampil tujuh kali sebagai starter musim ini.

Statistik mencatat bahwa catatan penyelesaian peluangnya musim lalu berada di titik rendah, tetapi data sepanjang karier menunjukkan itu bukan level normalnya.

Vlahovic pernah mencetak 21 gol di Serie A pada musim penuh keduanya bersama Fiorentina dan menambah 17 gol lagi sebelum Juventus memboyongnya. Pada musim 2021/22, dia bahkan mencetak 4,1 gol lebih banyak dari perkiraan peluang (xG) – bukti insting predatornya masih ada.

Apakah Taruhan Ini Bisa Membayar Hasil?

Ruben Amorim membawa filosofi sepak bola yang menuntut striker tajam di kotak penalti, dan taktik itu bisa cocok untuk Vlahovic. Dua pemain baru, Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha, disebut akan lebih sering mengirim bola ke area berbahaya ketimbang Garnacho atau Rashford yang lebih suka bergerak di sayap.

Jika Vlahovic bisa menemukan kembali ketajamannya di depan gawang, dia berpotensi menjadi striker yang memberi efek seperti Viktor Gyokeres di Sporting dulu.

Taruhan ini jelas berisiko, tetapi justru risiko itulah yang membuat harganya kini terjangkau. Dengan latar belakang statistik yang pernah impresif dan gaya main yang pas dengan taktik Amorim, Vlahovic bisa saja menjadi transfer kejutan yang mengubah arah perjalanan United di musim mendatang.