Man City dan Newcastle Terkait dalam Sengketa Peraturan Sponsor Premier League

Gilabola.com – Klub-klub Premier League sedang menghadapi kekhawatiran besar terkait potensi kesepakatan sponsor yang menguntungkan Newcastle United, yang bisa meniru jejak Manchester City.

Banyak klub merasa cemas bahwa Newcastle, di bawah kepemilikan baru yang didukung Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi, bisa mendapatkan keuntungan finansial besar melalui perjanjian sponsor dengan perusahaan yang berhubungan dengan pemilik klub, sebuah kondisi yang mereka anggap tidak adil.

Pakar keuangan sepak bola, Kieran Maguire, menjelaskan bahwa ketakutan ini muncul bersamaan dengan diberlakukannya peraturan transaksi pihak terkait (APT), yang mengharuskan semua transaksi komersial terkait dengan pemilik klub dinilai secara independen.

Peraturan ini diperkenalkan pada saat yang hampir bersamaan dengan pengambilalihan Newcastle oleh PIF pada Oktober 2021. Menurut Maguire, aturan tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa nilai transaksi yang terjadi berada di pasar yang wajar dan tidak menimbulkan keuntungan tidak adil bagi klub yang memiliki dukungan finansial besar dari pemiliknya.

Amanda Staveley, salah satu pengambil keputusan utama di Newcastle United, pernah menyatakan bahwa ada banyak penolakan dari klub-klub lain terkait aturan ini.

Dia menganggap peraturan tersebut muncul karena kekhawatiran dari klub-klub pesaing bahwa Newcastle akan memperoleh keuntungan komersial yang signifikan melalui hubungan finansial dengan perusahaan yang terkait dengan PIF. Kondisi ini disebut dapat menguntungkan Newcastle secara tidak adil di Premier League.

Sengaja Rugikan Pemilik dari Timur Tengah

Manchester City juga terlibat dalam polemik ini. Mereka merasa bahwa peraturan transaksi pihak terkait tersebut menghambat kebebasan ekonomi klub dalam mendapatkan sponsor.

City mengklaim bahwa ada diskriminasi terhadap kepemilikan klub-klub yang berada di Teluk. Mereka menganggap bahwa peraturan ini sengaja dirancang untuk membatasi kebebasan komersial mereka, yang pada akhirnya mengurangi peluang kompetisi di tingkat ekonomi.

Hingga kini, hasil sidang arbitrase yang berlangsung selama dua minggu terkait kasus ini belum diumumkan. Pihak Premier League sendiri menyatakan bahwa ringkasan hasil sidang tersebut hanya akan dirilis jika kedua pihak yang terlibat menyetujui.

Kieran Maguire menambahkan bahwa definisi pihak terkait dalam transaksi komersial adalah konsep baru yang tampaknya dibuat oleh Premier League bersamaan dengan pengambilalihan Newcastle.

Menurutnya, beberapa klub Premier League merasa bahwa Newcastle United akan menandatangani kesepakatan sponsor dengan perusahaan yang memiliki hubungan tidak langsung dengan PIF, namun tetap sangat menguntungkan secara finansial.

Hal ini mirip dengan yang terjadi pada Chelsea atau Manchester City, di mana kedua klub tersebut mampu tetap mematuhi peraturan Pembatasan Pengeluaran Klub (PSR) sambil mendapatkan keuntungan dari banyak kesepakatan sponsor besar.

Selain itu, Maguire menjelaskan bahwa Manchester City melihat peraturan ini sebagai hambatan dalam aktivitas komersial mereka. City merasa bahwa jika perusahaan-perusahaan besar harus memilih antara mensponsori Bayern, Barcelona, Juventus, atau Manchester City, mereka akan lebih memilih klub-klub lain karena City harus melalui banyak prosedur tambahan untuk menandatangani kesepakatan sponsor. Hal ini, menurut mereka, merugikan peluang komersial City karena potensi sponsor lebih memilih opsi yang lebih mudah.

Dengan situasi ini, hasil dari kasus hukum yang melibatkan Manchester City dapat memberikan dampak besar terhadap Newcastle United dan klub-klub lain yang berada di bawah kepemilikan serupa.

Jika aturan ini dianggap melanggar kebebasan ekonomi, Newcastle mungkin memiliki kesempatan untuk menandatangani perjanjian sponsor besar tanpa harus khawatir dengan regulasi yang ada saat ini. Keputusan apapun yang muncul dari kasus ini dapat mempengaruhi lanskap keuangan dan kompetisi di Premier League ke depannya.