Gilabola.com – Manchester City menutup musim kandang di Etihad dengan kemenangan 3-1 atas Bournemouth, dalam laga yang menjadi momen perpisahan emosional bagi Kevin De Bruyne.
Namun, di balik kemenangan ini, City tetap tak bisa menutupi musim yang jauh dari ekspektasi, sementara harapan Eropa Bournemouth pun akhirnya pupus.
De Bruyne Berpisah, City Masih Dalam Masa Transisi
Pertandingan terakhir Kevin De Bruyne di Etihad sebagai pemain Manchester City seharusnya menjadi momen perayaan, dan dalam beberapa aspek, memang demikian.
Ia mengenakan ban kapten dan hampir mencetak gol ke-100 di liga untuk klubnya dalam penampilan kandang ke-142—dan terakhir—di Premier League.
Sayangnya, sepakan spektakulernya hanya membentur mistar, mengubur harapan akan perpisahan indah yang sempurna.
Ia ditarik keluar pada menit ke-69 dan mendapat standing ovation dari seluruh stadion, termasuk pelukan hangat dari Erling Haaland—simbol penghargaan untuk gelandang yang telah menjadi jantung dari era kejayaan Manchester City.
De Bruyne meninggalkan tim yang tetap kuat, tetapi tidak lagi menakutkan seperti sebelumnya.
Guardiola Akui Musim Mengecewakan, Tapi Tiket UCL Masih Dalam Genggaman
Musim ini berjalan tidak sesuai harapan bagi Pep Guardiola. Gagal di Liga Champions lebih awal, kalah mengejutkan dari Crystal Palace di final Piala FA, dan kehilangan gelar Premier League—semuanya menjadikan musim ini yang paling mengecewakan dalam beberapa tahun terakhir.
Namun kemenangan atas Bournemouth mengangkat City ke posisi ketiga klasemen. Mereka hanya butuh satu poin lagi saat menghadapi Fulham di laga terakhir untuk mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan. Setidaknya, itu menjadi pelipur lara yang cukup berarti.
Pertandingan sendiri diwarnai drama sejak awal. Omar Marmoush membuka skor dengan tendangan jarak jauh menakjubkan dari 30 meter—gol kedelapannya sejak direkrut dari Eintracht Frankfurt.
Bernardo Silva mencetak gol kedua lewat tap-in, dan pemain pengganti Nico Gonzalez menambah gol ketiga yang juga menjadi gol perdananya untuk City.
Evanilson sempat menghantam tiang, menegaskan kembali kerentanan lini belakang City. Gol telat dari Dan Jebbison untuk Bournemouth hanya menjadi hiburan semata.
Dua Kartu Merah Warnai Laga Panas
Ketegangan memuncak di babak kedua saat Mateo Kovacic diusir keluar karena menjatuhkan Evanilson yang sedang berlari bebas ke arah gawang. Tak lama kemudian, giliran Lewis Cook dari Bournemouth yang mendapat kartu merah usai melakukan tekel keras pada Nico Gonzalez.
Kedua tim bermain dengan 10 orang, namun Bournemouth tak pernah benar-benar memanfaatkan situasi. Mereka tampak kehabisan energi dan ide, mencerminkan akhir musim yang melesu setelah sempat menjanjikan.
Mimpi Eropa Bournemouth Kandas
Tim asuhan Andoni Iraola sebenarnya tampil di atas ekspektasi musim ini. Mereka sempat mendekati zona Eropa dan dipuji karena gaya bermain menyerang mereka yang atraktif. Namun sayangnya, keberuntungan belum berpihak: Bournemouth menjadi tim yang paling sering membentur mistar di liga musim ini—total 23 kali.
Kini mereka tertahan di peringkat ke-11, tertinggal lima poin dari Brighton yang duduk di posisi kedelapan. Dalam lima laga terakhir, mereka hanya meraih satu kemenangan. Bakat di skuad memang menjanjikan, tetapi laga di Etihad menjadi pengingat pahit bahwa kemajuan di Premier League selalu rapuh dan mudah tergelincir.