Gilabola.com – Andre Onana kembali berada di bawah tekanan besar setelah rentetan blunder yang membuat posisinya di Manchester United terancam. Kiper asal Kamerun itu dikabarkan akan dicadangkan saat Setan Merah bertandang ke markas Newcastle United akhir pekan ini.
Namun, masa “istirahat” Onana kemungkinan hanya sementara, karena ia diprediksi akan kembali mengawal gawang United dalam laga penting melawan Lyon di Liga Europa pekan depan.
Kesalahan demi kesalahan yang dilakukan Onana kembali jadi bahan perbincangan setelah laga leg pertama perempat final Liga Europa kontra Lyon.
Dua blunder fatal di laga itu membuat United gagal mengamankan kemenangan, termasuk upayanya yang buruk dalam menghalau tendangan bebas Thiago Almada dan kegagalan menangkap bola di menit ke-95 yang berujung gol penyeimbang.
Rentetan performa buruk tersebut membuat banyak pendukung Manchester United mendesak pelatih Ruben Amorim untuk mencadangkannya.
Menurut laporan, desakan itu akan dikabulkan saat menghadapi Newcastle, dengan kiper cadangan Altay Bayindir yang sudah fit dipersiapkan menjadi starter.
Namun demikian, Amorim masih berniat menurunkan Onana dalam laga hidup-mati kontra Lyon di leg kedua pekan depan. Dengan hasil agregat masih terbuka, manajer asal Portugal itu tampaknya ingin memberikan satu kesempatan terakhir kepada Onana untuk membuktikan dirinya.
Perseteruan Dengan Matic dan Statistik Buruk Jadi Beban Tambahan
Tak hanya soal performa di lapangan, pekan Onana juga diwarnai kontroversi di luar lapangan. Pernyataannya yang menyebut bahwa “Manchester United jauh lebih baik dari Lyon” memancing reaksi keras dari eks gelandang Setan Merah, Nemanja Matic. Pemain veteran Serbia itu menyebut Onana sebagai “salah satu kiper terburuk dalam sejarah United” dan mengingatkannya agar lebih berhati-hati dalam berbicara.
Komentar itu membuat atmosfer semakin panas jelang laga, dan benar saja, pendukung Lyon mencemooh Onana habis-habisan di Groupama Stadium. Sayangnya, performanya tidak cukup untuk membungkam kritik—justru memperkuat opini bahwa ia belum layak menjadi suksesor jangka panjang David De Gea.
Statistik pun tak memihak Onana. Sejak awal musim lalu, ia telah melakukan delapan kesalahan yang langsung berujung gol—angka tertinggi di antara seluruh kiper Premier League.
Namun dengan jadwal padat dan skuad yang terbatas, Amorim harus membuat keputusan sulit. Dalam keterangannya, ia menyebut bahwa rotasi penting dilakukan agar pemain bisa bertahan di tengah padatnya jadwal.
“Kami tidak punya skuad yang terlalu besar, dan ada pemain yang tidak bisa bermain 90 menit dalam kondisi sekarang. Kami harus berhati-hati dan melindungi pemain,” kata Amorim.
Kini, tinggal menunggu apakah waktu singkat di luar sorotan bisa membantu Onana menemukan kembali kepercayaan dirinya, sebab laga lawan Lyon bisa jadi momen terakhirnya menjaga gawang United jika kembali tampil buruk.