Gilabola.com – Kevin De Bruyne resmi mengucapkan selamat tinggal kepada Etihad Stadium setelah satu dekade penuh trofi, momen tak terlupakan, dan cinta dari para penggemar Manchester City.
Malam perpisahannya pun tak hanya jadi kenangan indah, tetapi juga menyisakan air mata, terutama dari sang manajer Pep Guardiola.
Sepuluh Tahun, 421 Penampilan, dan Akhir yang Penuh Emosi
Manchester City secara resmi mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan memperpanjang kontrak Kevin De Bruyne untuk musim depan. Artinya, sang maestro Belgia akan meninggalkan klub setelah 10 tahun yang luar biasa, mencetak sejarah dengan enam gelar Premier League, satu Liga Champions, dan 421 penampilan kompetitif.
Dalam pertandingan kandang terakhirnya melawan Bournemouth, De Bruyne seharusnya bisa mencetak gol perpisahan yang sempurna. Sayangnya, peluang emas dari jarak dekat justru membentur mistar. Namun momen itu tidak merusak malamnya.
Setelah peluit panjang dibunyikan, lampu stadion dipadamkan dan De Bruyne berjalan ke tengah lapangan bersama istrinya, Michele Lacroix, dan ketiga anak mereka: Mason, Rome, dan Suri. Di tengah temaram cahaya dan nyala kembang api, ia mendapat guard of honour dari rekan setim dan staf City, sambil iringan nyanyian para fans yang meneriakkan namanya.
Guardiola Tak Kuasa Menahan Air Mata
Saat De Bruyne berhenti untuk menyapa fans dan menjawab wawancara di tengah lapangan, kata pertama yang keluar darinya adalah: “Sangat emosional.” Di saat yang sama, kamera menyorot Guardiola yang berdiri tak jauh, tampak menahan tangis yang akhirnya tumpah.
Layar besar di stadion mulai menayangkan video pesan dari para mantan rekan setim. Sergio Aguero menjadi yang pertama menyapa: “Selamat untuk kariermu, senang bisa bermain bersamamu. Kau legenda City, seperti aku juga. Sampai jumpa, bro.” Ucapan dari Riyad Mahrez, Fernandinho, Vincent Kompany, Joe Hart, Raheem Sterling, dan Leroy Sane juga muncul, disambut sorak dari para suporter.
Pesan dari keluarga De Bruyne pun ditampilkan, membuat suasana semakin mengharukan. De Bruyne berulang kali harus menundukkan kepala untuk menahan emosinya, sementara fans kembali bernyanyi: “We want you to stay.”
“Manchester adalah Rumah Kami”
Di hadapan para pendukungnya, De Bruyne berkata dengan suara bergetar:
“Manchester adalah rumah. Di sinilah anak-anakku lahir. Kami datang dengan niat tinggal lama, tapi tak pernah menyangka akan bertahan 10 tahun dan meraih semua ini. Kami membangun sesuatu yang besar bersama.”
Ia melanjutkan: “Saya bermain dengan kreativitas dan gairah, dan saya harap kalian menikmatinya. Semua orang di klub ini, dan orang-orang yang tadi muncul di layar, membuat saya jadi pemain dan pribadi yang lebih baik.”
“Saya tahu ini tahun yang berat bagi kami, tapi tim ini akan kembali musim depan untuk bertarung memperebutkan gelar. Mereka pantas mendapatkannya.”
Ketika pengumuman tentang pembangunan patung De Bruyne di luar stadion disampaikan, sorakan besar terdengar dari seluruh penjuru Etihad. De Bruyne tersenyum haru: “Itu berarti saya akan selalu menjadi bagian dari klub ini. Saya akan selalu punya tempat di sini.”
Sebagai penghormatan tambahan, keluarga dari legenda klub Colin Bell hadir menyerahkan kaus kenang-kenangan dan kartu anggota seumur hidup kepada De Bruyne. Sebuah mozaik khusus juga diberikan sebagai penutup penghargaan atas jasanya.
Perpisahan yang Tak Terasa Benar
Usai upacara, De Bruyne dan keluarganya melakukan lap of honour, lalu ia dilemparkan ke udara oleh rekan-rekan setimnya sebagai bentuk perayaan.
Ia sempat berkata dengan candaan khasnya, merujuk pada video viral lama saat ia meminta bicara di lapangan: “Setelah 10 tahun, akhirnya saya boleh ngomong juga. Sekarang saatnya pamit. Kami mencintai kalian dan sampai jumpa lagi.”
Sementara itu, Micah Richards, eks bek City yang kini menjadi pundit Sky Sports—menyatakan kekaguman dan kekecewaannya: “Dia mungkin adalah pemain terbaik sepanjang masa City. Tapi membiarkan pemain seperti ini pergi secara gratis … rasanya tidak benar.”
Guardiola sendiri juga berbicara kepada Sky Sports: “Saya campur aduk. Sedih, pastinya. Tapi senang bisa ada di momen ini bersamanya. Kami semua akan selalu terhubung dengannya. Sepuluh tahun ini luar biasa.”
Dengan satu laga tersisa di musim ini melawan Fulham, dan potensi bermain di Piala Dunia Antarklub musim panas nanti, De Bruyne mungkin belum benar-benar mengucapkan salam terakhirnya di lapangan. Tapi bagi Etihad, malam itu sudah cukup untuk disebut sebagai the end of an era.