Gilabola.com – Manchester United berpotensi kehilangan kontrak sponsor bernilai 900 Juta Pounds, sekitar Rp 18 Trilyun, dengan Adidas jika gagal memenuhi target minimum di musim ini.
Kesepakatan sponsor tersebut, yang diumumkan pada Juli 2023, menjadi yang terbesar dalam sejarah Premier League. Namun, situasi sulit yang tengah dialami klub membawa ancaman serius terhadap masa depan kerja sama ini.
Adidas, yang memiliki kontrak sepuluh tahun dengan klub, berhak mengurangi pembayaran sebesar 50 persen jika Manchester United terdegradasi dari Premier League.
Bahkan, perusahaan asal Jerman itu dapat memutuskan kontrak dengan pemberitahuan satu musim penuh apabila tim utama pria tidak berlaga di liga teratas Inggris. Hal ini tertuang dalam laporan tahunan klub hingga 30 Juni 2024.
Dalam beberapa pekan terakhir, performa Manchester United di lapangan sangat memprihatinkan. Posisi mereka di papan klasemen Premier League merosot hingga ke peringkat ke-14 setelah menderita lima kekalahan dari enam pertandingan terakhir.
Kekalahan 2-0 dari Newcastle United di Old Trafford pada Selasa (31/12) dini hari WIB di Premier League semakin menambah tekanan bagi manajer Ruben Amorim dan timnya.
Amorim secara terbuka mengakui bahwa klubnya sedang menghadapi situasi sulit yang mendekati ancaman degradasi. Dia menilai saat ini adalah salah satu momen paling berat dalam sejarah klub dan meminta semua pihak untuk bersikap jujur dalam menghadapi kenyataan. Menurutnya, Manchester United membutuhkan perubahan besar untuk bisa bertahan di Premier League.
Meski demikian, peluang untuk terdegradasi masih dianggap kecil oleh sebagian pihak. Dengan selisih tujuh poin dari Ipswich Town yang berada di peringkat ke-18, Manchester United memiliki keunggulan yang cukup untuk tetap aman.
Namun, pembicaraan mengenai kemungkinan degradasi bagi klub yang pernah meraih 13 gelar Premier League menjadi cerminan jelas betapa jauh mereka telah jatuh.
Gary Neville, legenda klub, memberikan kritik keras atas performa tim setelah kekalahan dari Newcastle. Dia menggambarkan Manchester United sebagai salah satu klub sepak bola dengan pengelolaan terburuk di Inggris.
Neville menilai bahwa kepercayaan diri tim benar-benar runtuh, sementara lawan dengan mudah menguasai pertandingan di kandang mereka. Di sisi lain, Amorim mengungkapkan bahwa situasi ini memalukan bagi dirinya sebagai pelatih klub sebesar Manchester United.
Dia menilai klub membutuhkan “guncangan” besar untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Fokus utama, menurutnya, adalah memastikan kelangsungan tim di Premier League, meskipun tugas tersebut terasa sangat berat.
Situasi ini juga menjadi ujian bagi Sir Jim Ratcliffe, yang baru saja mengambil alih kepemimpinan klub. Kehilangan dukungan finansial sebesar Rp 1,8 Trilyun per musim dari Adidas tentu akan menjadi pukulan besar bagi stabilitas keuangan klub.
Untuk Manchester United, menjaga posisi di Premier League bukan hanya soal kebanggaan, tetapi juga keberlanjutan kerja sama komersial yang sangat penting bagi masa depan mereka.