Site icon Gilabola.com

Marcus Rashford Sindir Arah Klub, Manchester United Disebut Tersesat

Marcus Rashford kritik ketidakjelasan arah di Manchester United

Gilabola.comMarcus Rashford melontarkan pandangan tajam terkait kondisi Manchester United yang menurutnya kehilangan arah sejak era Sir Alex Ferguson berakhir.

Dia menilai bahwa ketidakkonsistenan strategi dan seringnya pergantian manajer membuat klub seakan terjebak di tengah jalan tanpa identitas yang jelas.

Sebagai pemain yang dibesarkan di akademi Manchester United di bawah bayang-bayang Ferguson, Rashford mengaku situasi ini menyakitkan, baik sebagai pesepak bola maupun pendukung klub. Menurutnya, filosofi permainan yang dulu diwariskan oleh Ferguson dari tim utama hingga akademi kini sudah tidak terjaga.

Soal Prinsip Bermain dan Transisi yang Tak Dimulai

Dalam wawancara di sebuah podcast sepak bola bersama Gary Lineker dan Micah Richards, Rashford menjelaskan bahwa tim-tim sukses biasanya memiliki prinsip permainan yang tak berubah meski pelatih atau pemain berganti.

Dia merasa Manchester United justru sering mengambil langkah reaktif, seperti mendatangkan pemain yang hanya cocok untuk taktik sementara, tanpa memikirkan kesinambungan.

Dia menilai bahwa ketika arah klub selalu berubah, harapan untuk meraih gelar liga menjadi sangat tipis. Piala domestik mungkin masih bisa diraih, tapi hal itu terjadi karena adanya pelatih dan pemain berkualitas yang mampu menjadi penentu di lapangan, bukan karena ada rencana jangka panjang yang matang.

Rashford menyebut bahwa selama bertahun-tahun publik berbicara soal “masa transisi” Manchester United, namun faktanya proses itu belum pernah dimulai secara nyata. Menurutnya, transisi memerlukan titik awal yang jelas dan kesetiaan terhadap rencana yang telah dibuat.

Belajar dari Rival, Stabilitas Adalah Kunci

Rashford juga menyinggung bagaimana Liverpool membangun kembali kekuatannya di sepak bola Inggris. Dia mengatakan bahwa ketika klub tersebut mendatangkan Jurgen Klopp pada 2015, mereka tidak langsung meraih gelar.

Butuh waktu tiga tahun sebelum akhirnya memenangkan trofi pertama di bawah arahan Klopp pada 2019, dan puncaknya adalah gelar liga pada 2020 setelah 30 tahun menunggu.

Baginya, pelajaran yang bisa diambil adalah pentingnya kesabaran dan konsistensi. Ia menilai Manchester United terlalu cepat mengganti pelatih dan strategi, sehingga sulit membangun pondasi yang kokoh.

Dengan enam pelatih permanen pasca-Ferguson, tak satu pun yang bertahan hingga tiga tahun, Rashford menganggap klub seperti terjebak di “wilayah tanpa kepastian”.

Dengan nada penuh keprihatinan, Rashford menegaskan bahwa sepak bola modern menuntut klub besar memiliki visi jangka panjang, bukan sekadar bertahan dari musim ke musim. Tanpa rencana yang konsisten, dia khawatir Manchester United akan terus kesulitan bersaing di papan atas, meski memiliki pemain dan pelatih dengan kualitas tinggi.

Exit mobile version