Gilabola.com – Arsenal mungkin masih memimpin puncak klasemen, tetapi Manchester City dan Chelsea kini menunjukkan dua jalur berbeda dalam mengejar tim Mikel Arteta.
Enzo Maresca dan Pep Guardiola sama-sama membangun strategi untuk memangkas jarak, namun keduanya menempuh pendekatan yang hampir bertolak belakang saat mempersiapkan perebutan gelar Premier League.
City Berlari Lebih Banyak, Chelsea Lebih Hemat Energi
Kemenangan Manchester City atas Leeds United di Etihad membuat jarak dengan Arsenal terpangkas menjadi empat poin. Chelsea kemudian menahan The Gunners di Stamford Bridge meski bermain dengan 10 pemain, hasil yang menjaga mereka tetap dalam persaingan dan menunjukkan bahwa sang juara Club World Cup mampu meredam tekanan Arsenal selama 90 menit.
Arsenal memang tampil dominan sepanjang musim, tetapi dua pesaing terdekatnya menemukan cara berbeda untuk membatasi ruang gerak tim Arteta. Data Opta menunjukkan City menjadi tim dengan pergerakan dan jarak lari tertinggi di Premier League. Gaya ini digambarkan sebagai pendekatan “lari dan terus menekan”, mencerminkan intensitas City dalam menekan dan menguasai ruang.
Leeds United mencoba gaya serupa, namun hasil mereka jauh berbeda hingga terjebak di zona degradasi. Di sisi lain, Chelsea justru berada di ujung spektrum lain. Mereka menjadi tim dengan jarak tempuh dan pergerakan paling rendah di liga, namun mampu menembus tiga besar dan menjaga jarak enam poin dari Arsenal.
Pendekatan “lebih santai” ini secara statistik mirip dengan West Ham, tetapi efektivitasnya jelas berbeda karena The Blues jauh lebih efisien dalam mengontrol pertandingan.
Beberapa faktor mempengaruhi data ini—misalnya struktur pertahanan Chelsea yang lebih stabil saat menghadapi serangan balik. Ketika lawan bermain blok rendah, The Blues tak perlu melakukan sprint panjang atau pergerakan ekstra untuk menutup ruang, sehingga total jarak lari mereka lebih kecil.
Guardiola Gaspol, Maresca Rotasi
Intinya, musim ini Manchester City menghabiskan energi lebih besar dibanding Chelsea. Guardiola tampak fokus menjaga intensitas setinggi mungkin sejak awal musim, sedangkan Maresca justru menyiapkan ritme agar timnya tetap segar untuk fase akhir kompetisi.
Maresca optimistis dengan strategi rotasi yang ia terapkan. Hampir setiap kesempatan ia manfaatkan untuk mengelola menit bermain para pemain kunci—termasuk Reece James yang sebelumnya rentan cedera. Bek andalan sekaligus kapten The Blues itu kini tampil lebih stabil dan bugar berkat manajemen kebugaran yang ketat.
Usai laga kontra Arsenal, Maresca menegaskan bahwa James tidak akan dimainkan penuh pada pertandingan melawan Leeds United tengah pekan ini.
“Tidak. Kenyataannya tidak,” ujar Maresca ketika ditanya apakah sang kapten bisa kembali tampil 90 menit.
“Penampilannya luar biasa hari ini. Kami punya laga pada Rabu. Untuknya, ini sangat bagus. Kami harus mengelola dan mengontrol kondisinya. Tapi dia tampil hebat malam ini.”
Dengan pendekatan yang kontras—City mengandalkan intensitas tinggi, Chelsea memaksimalkan efisiensi—perebutan gelar musim ini terlihat semakin menarik. Arsenal mungkin masih memimpin, tetapi tekanan dari dua rival terbesarnya terus meningkat.
Pandangan Kami
Analisis ini menunjukkan betapa strategi fisik dan manajemen skuad memengaruhi perjalanan sebuah tim dalam perebutan gelar. City mempertahankan identitas intensitas tinggi, sedangkan Chelsea mencoba memaksimalkan energi dan kedalaman skuad.
Perbedaan filosofi ini bisa menjadi penentu saat musim memasuki fase krusial, terutama jika Arsenal mulai kehilangan konsistensi.

