Site icon Gilabola.com

Mark Bosnich Bongkar Penyebab Andre Onana Gagal, Senne Lammens Dinilai Lebih Siap

Andre Onana di laga Grimsby Town vs Manchester United

Gilabola.comManchester United menjalani perubahan penting di posisi penjaga gawang setelah Andre Onana dipinjamkan ke Trabzonspor dan digantikan oleh Senne Lammens, dengan mantan kiper klub Mark Bosnich menjelaskan faktor tekanan, perlindungan lini belakang, serta tuntutan Premier League sebagai alasan utama kegagalan Onana.

Andre Onana meninggalkan Manchester United untuk sementara waktu setelah musim yang penuh naik turun di Old Trafford. Kiper asal Kamerun itu sebelumnya tampil impresif bersama Inter Milan, bahkan membantu klub Italia tersebut melaju ke final Liga Champions.

Namun, performa tersebut tidak sepenuhnya berlanjut setelah dia bergabung dengan Manchester United. Mark Bosnich, yang pernah merasakan dua periode bermain di Old Trafford, menilai situasi Onana memiliki kemiripan dengan kasus Massimo Taibi pada akhir 1990-an.

Menurut Bosnich, beberapa kiper datang ke Manchester United dengan reputasi bagus, tetapi kesulitan beradaptasi dengan tekanan klub dan gaya kompetisi Inggris.

Tekanan Premier League dan Faktor Perlindungan

Bosnich menilai Onana sebenarnya datang dengan kualitas yang sudah terbukti di level tertinggi Eropa. Namun, dia menjelaskan bahwa di Inter Milan, Onana bermain di belakang lini pertahanan yang sangat solid dan terorganisir.

Kondisi tersebut berbeda ketika Onana membela Manchester United, di mana perlindungan dari lini belakang tidak selalu konsisten. Bosnich menambahkan bahwa kerasnya gaya bermain Premier League membuat Onana kesulitan menegaskan otoritasnya di kotak penalti.

Kesalahan-kesalahan besar yang muncul kemudian menutup sejumlah penampilan bagus yang sempat Onana tunjukkan. Dalam pandangan Bosnich, tekanan di Manchester United sering kali membesar pada detail kecil, terutama untuk pemain di posisi penjaga gawang.

Sementara itu, Senne Lammens dinilai berada dalam jalur yang berbeda sejak awal kedatangannya. Bosnich menilai kiper berusia 23 tahun itu sudah menunjukkan ketenangan dan kemampuan teknis yang kuat, terutama dalam distribusi bola dengan kaki.

Dia bahkan menyebut gaya bermain Lammens mengingatkannya pada Thibaut Courtois, terutama dalam hal postur dan ketenangan membaca situasi.

Bosnich menilai adaptasi cepat Lammens menjadi sinyal positif bahwa Manchester United kini memiliki kiper jangka panjang. Ruben Amorim sebelumnya juga menyampaikan simpati terhadap Onana, sambil menegaskan bahwa kualitas sang kiper tidak pernah diragukan.

Namun, Amorim menilai bahwa di lingkungan klub seperti Manchester United, situasi bisa berkembang menjadi semakin sulit jika kepercayaan mulai menurun. Karena itu, Amorim menilai perubahan di posisi penjaga gawang merupakan langkah yang perlu diambil demi kebaikan semua pihak.

Awal Meyakinkan Senne Lammens

Lammens tidak langsung dimainkan sejak kedatangannya, karena Amorim memilih menyiapkannya secara bertahap. Setelah tiga laga di bangku cadangan, Lammens akhirnya dipercaya menggantikan Altay Bayindir di susunan utama.

Meski baru mencatatkan satu clean sheet, performanya dinilai stabil dan memberikan rasa aman bagi lini belakang. Lammens diperkirakan kembali mengawal gawang Manchester United saat menghadapi Bournemouth di Premier League.

Hasil pertandingan lain pada akhir pekan membuka peluang Manchester United naik ke posisi lima klasemen jika mampu meraih kemenangan.

Pendapat Kami

Menurut kami, kegagalan Andre Onana di Manchester United bukan semata soal kualitas individu, melainkan kombinasi tekanan ekstrem, konteks tim, dan momentum yang tidak berpihak, sementara Senne Lammens mendapat keuntungan dari pendekatan lebih sabar dan ekspektasi yang lebih realistis, sesuatu yang seharusnya menjadi pelajaran penting bagi klub dalam mengelola pemain baru.

Exit mobile version