Martin Zubimendi Tak Sesali Tolak Anfield: “Waktu Itu Bukan Momen yang Tepat”

Gilabola.comMartin Zubimendi akhirnya bersuara soal keputusannya menolak bergabung dengan Liverpool musim panas lalu, meskipun kala itu sudah mencapai kesepakatan verbal.

Gelandang asal Spanyol itu justru memilih bertahan di Real Sociedad setelah membawa negaranya menjuarai Euro 2024. Keputusan tersebut sempat membuat kubu Liverpool kecewa, mengingat mereka sudah siap menebus klausul rilis senilai Rp 1,1 Triliun.

Namun, alih-alih memperkuat lini tengah dengan opsi baru, Liverpool tetap melaju dengan skuad yang ada dan berhasil mendominasi Liga Inggris di bawah pelatih anyar Arne Slot, serta meraih gelar juara ke-20—yang menyamai rekor Manchester United dalam sejarah sepak bola Inggris.

Kini, setahun berselang, Zubimendi justru memilih hijrah ke Arsenal dengan nilai transfer Rp 1,2 Triliun. Dalam sebuah wawancara, ia menjelaskan bahwa situasi tahun lalu memang tidak mudah untuk dihadapi. Dia mengatakan bahwa saat itu dirinya masih ingin bertahan di La Real dan merasa belum waktunya untuk pergi.

Penyesalan yang Tak Pernah Ada

Zubimendi menyebut bahwa ketika tawaran dari klub besar datang, dia mulai mempertimbangkan banyak hal. Menurutnya, pertanyaan pertama yang harus dijawab saat itu adalah apakah dia benar-benar ingin meninggalkan klub.

Dan jawabannya, pada saat itu, adalah tidak. Dia merasa Real Sociedad masih memberinya banyak peluang untuk berkembang dan bahwa dia masih perlu banyak belajar, sehingga bertahan merupakan keputusan terbaik.

Kini ketika telah resmi menjadi bagian dari Arsenal, pemain yang beroperasi sebagai gelandang jangkar itu mengungkapkan bahwa perubahan ini adalah yang dia inginkan.

Dia mengaku langsung merasakan besarnya klub sejak hari pertama berada di sana, dan kini tengah dalam proses adaptasi dengan ritme sepak bola Inggris di London Utara.

Pernyataan lanjutan Zubimendi justru bisa menambah kekecewaan di kalangan pendukung Liverpool. Dalam komentarnya selama tur pramusim Arsenal di Singapura, dia menyinggung kegagalan tim musim lalu, baik di liga maupun di Liga Champions.

Arsenal kalah dari Paris Saint-Germain di semifinal dengan agregat 3-1, sementara Liverpool tersingkir lebih awal lewat adu penalti, juga melawan Paris Saint-Germain.

Zubimendi menilai bahwa Arsenal merupakan satu-satunya tim yang benar-benar memberi perlawanan serius terhadap PSG musim lalu. Dia beranggapan bahwa kegagalan The Gunners disebabkan oleh detail-detail kecil yang terlewat.

Dalam sepak bola, menurutnya, hal-hal kecil seperti itu bisa jadi pembeda di panggung besar seperti Liga Champions, saat dia kini merasa tertantang untuk membawa tim London Utara itu bisa melaju lebih jauh.