Gilabola.com – Situasi Mohamed Salah di Liverpool kembali menjadi pembahasan besar setelah kritiknya kepada klub dan Arne Slot usai imbang 3-3 melawan Leeds, kelanjutan hubungannya dengan manajer, kontrak hingga 2027, potensi hengkang pada 2026, serta ketertarikan dari Arab Saudi yang belum sepenuhnya mereda.
Pembicaraan mengenai masa depan Salah mencuat awal bulan ini. Pernyataan sang pemain di Elland Road membuat suasana memanas, meski kemudian mereda saat dia tetap masuk skuad menghadapi Brighton.
Kondisi tersebut memberi kesan bahwa masalah sudah diselesaikan. Namun, di internal klub, situasi dinilai hanya ditunda dan belum benar-benar tuntas.
Salah dikenal jarang berbicara soal masa depannya secara terbuka. Ketika berbicara, biasanya dia ingin menyampaikan pesan tertentu kepada publik maupun manajemen.
Pada April lalu, Salah menandatangani perpanjangan kontrak hingga 2027. Saat itu, dia menyampaikan rasa antusias untuk bertahan di Liverpool hingga satu dekade penuh.
Dia menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil karena keyakinan terhadap kekuatan tim. Menurutnya, Liverpool memiliki peluang besar meraih trofi dan memberinya ruang menikmati sepak bola.
Dalam kesempatan yang sama, Salah menyebut bahwa masa-masa terbaik dalam kariernya datang bersama Liverpool. Dia merasa kehidupan dan permainannya berkembang di kota tersebut.
Salah juga menilai hubungan dengan Arne Slot berjalan baik pada periode awal. Dia merasa komunikasi dengan sang manajer terbuka dan saling memahami kebutuhan masing-masing.
Ketegangan Mulai Terasa di Paruh Musim
Delapan bulan berselang, nada bicara Salah berubah. Setelah tiga kali beruntun duduk di bangku cadangan Liga Inggris, dia menyampaikan rasa kecewa terhadap situasinya.
Salah menilai dirinya tidak mendapat kejelasan alasan dicadangkan. Dia merasa klub seolah menjadikannya pihak yang harus menanggung kesalahan.
Dia juga mengungkapkan adanya janji pada musim panas yang menurutnya belum ditepati. Kondisi tersebut membuatnya mempertanyakan komitmen klub terhadap perannya.
Salah menyampaikan bahwa hubungan dengan manajer yang sebelumnya baik tiba-tiba terasa renggang. Dia menilai ada pihak yang tidak lagi menginginkannya berada di klub.
Meski demikian, Salah menegaskan kecintaannya kepada Liverpool. Dia menyebut keluarganya selalu mendukung klub dan perasaan tersebut tidak berubah.
Menjelang laga melawan Brighton, Salah tetap memilih menikmati momen meski belum tahu apakah akan dimainkan. Dia juga menyebut pertandingan tersebut sebagai salam perpisahan sementara sebelum berangkat ke Piala Afrika.
Pada laga tersebut, Salah tampil impresif dan membantu tim. Tidak ada kesan bahwa itu adalah perpisahan terakhirnya dengan Anfield.
Setelah pertandingan, Salah memilih tidak kembali memberi pernyataan lanjutan. Dia menyadari dampak besar dari ucapannya sebelumnya dan memilih menahan diri.
Kini, Salah tengah membela Mesir di Piala Afrika. Liverpool hanya bisa menunggu kepulangannya untuk melihat bagaimana kelanjutan hubungan dan masa depannya.
Pendapat Kami:
Menurut kami, ketegangan ini menunjukkan bahwa kontrak panjang tidak selalu menjamin stabilitas, dan Liverpool perlu segera menentukan peran jelas bagi Salah agar situasi serupa tidak kembali terulang saat dia kembali dari Piala Afrika.

