Masalah Bruno Fernandes dengan Anthony Martial Jelaskan Keputusan Transfer Erik ten Hag

Keputusan manajer Erik ten Hag untuk melepas Anthony Martial dari Manchester United pada musim panas ini secara bebas transfer tampaknya tidak sepenuhnya mengejutkan.

Martial, yang telah menghabiskan hampir satu dekade di Old Trafford, meninggalkan klub setelah masa kontraknya berakhir, dan wawasan dari kapten tim Bruno Fernandes memberikan pandangan yang lebih dalam tentang alasan di balik keputusan tersebut.

Anthony Martial, yang bergabung dengan Manchester United dengan status rekor transfer dunia untuk seorang remaja pada tahun 2015, memiliki karier yang penuh dengan pasang surut di klub.

Meskipun dia berhasil mencetak 90 gol dalam lebih dari 300 penampilan, Martial tidak pernah benar-benar mengukuhkan dirinya sebagai pilihan utama di posisi penyerang tengah klub.

Salah satu masalah utama yang menjadi perhatian adalah ketidakpastian posisi Martial di lapangan. Bruno Fernandes pernah menyinggung hal ini secara tidak langsung dalam sebuah wawancara pada tahun 2020.

Saat itu dia menyebut bahwa Martial sering kali tidak berhasil mencetak gol saat diberikan peluang. Fernandes bahkan mengungkapkan bahwa ada candaan antara Martial dan Marcus Rashford mengenai ketidakmampuan mereka untuk memberikan assist satu sama lain.

Fernandes mengakui bahwa ada momen di mana dia harus mendorong rekan setimnya untuk lebih produktif di lapangan, dan dalam konteks ini, Martial tampaknya menjadi sasaran kritik.

Ketidakmampuan Martial untuk mencetak gol secara konsisten sebagai penyerang nomor sembilan serta kurangnya kontribusi ketika dimainkan di posisi sayap, menjadi perhatian serius bagi Fernandes dan, tampaknya, juga bagi Erik ten Hag.

Musim lalu, di bawah asuhan Ten Hag, Martial hanya tampil dalam 19 pertandingan di semua kompetisi dan hanya mencetak dua gol. Penampilannya yang kurang impresif ini diperburuk oleh cedera pangkal paha yang memaksanya menjalani operasi pada bulan Februari, sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktu sebagai pemain pengganti.

Sebelumnya, Martial sempat menunjukkan potensinya pada musim 2019/2020 di bawah manajer Ole Gunnar Solskjaer dengan mencetak 17 gol di liga, termasuk hat-trick melawan Sheffield United. Namun, performa tersebut tidak berlanjut dan Martial mengalami kesulitan untuk kembali ke performa terbaiknya.

Erik ten Hag tampaknya tidak melihat Martial sebagai bagian dari rencana jangka panjangnya di Manchester United. Masalah yang diungkapkan oleh Fernandes, seperti kurangnya naluri mencetak gol dan ketidakmampuan Martial untuk berfungsi sebagai pemain sayap yang efektif, mungkin telah mempengaruhi keputusan ten Hag.

Sebagai gantinya, Manchester United mendatangkan pemain muda berbakat seperti Rasmus Hojlund untuk mengisi posisi penyerang, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan Martial.

Selain itu, rekrutan baru Joshua Zirkzee dari Bologna dengan biaya sebesar Rp 730 Milyar menunjukkan bahwa Erik ten Hag ingin membawa perubahan signifikan dalam skuadnya.

Zirkzee, yang memiliki gaya bermain yang mirip dengan Martial, diyakini dapat memainkan peran yang lebih baik dan lebih efektif, sehingga memungkinkan United untuk melepas Martial secara gratis.

Kepergian Anthony Martial dari Manchester United secara bebas transfer menandai akhir dari perjalanan panjang yang penuh dengan harapan tinggi tetapi berujung pada ketidakpuasan.

Meskipun ada saat-saat di mana dia menunjukkan kilasan potensi, ketidakmampuannya untuk memenuhi ekspektasi di lapangan mungkin menjadi alasan utama mengapa Ten Hag memutuskan untuk melanjutkan tanpa dia.

Anda dapat berlangganan Gilabola.com di Google News atau join channel Whatsapp kami untuk mendapatkan update terbaru!