Site icon Gilabola.com

Masalah Mewah di Etihad: Begini Rencana Main City dengan Segudang Bintang!

Pemain Manchester City musim 2025-2026

Gilabola.com – Skuad yang melimpah kini menjadi tantangan tersendiri bagi Guardiola yang harus memilih siapa saja yang layak turun sebagai starter.

Pep Guardiola dikenal sebagai pelatih yang lebih menyukai skuad ramping demi menjaga motivasi pemain tetap tinggi. Namun pada Piala Dunia Antarklub terakhir, ia justru membawa 27 pemain — jumlah yang menurutnya sendiri “terlalu besar”. Bagian paling sesak tentu saja lini serang.

Meski Jack Grealish dan James McAtee ditinggal di rumah, Guardiola tetap membawa 17 pemain yang bisa dimainkan di lini tengah atau depan. Dalam dua laga awal, ia bahkan mengganti seluruh starting XI saat melawan Al Ain setelah menang atas Wydad AC. Namun, seiring ketatnya jadwal dan lawan yang semakin kuat — seperti Juventus di laga pamungkas Grup G — rotasi tidak bisa terus-menerus dilakukan.

Menyerang Adalah Pertahanan Terbaik

Dari Barcelona, Bayern Munich, hingga Manchester City, Guardiola selalu mengedepankan filosofi menyerang. Bahkan di final Piala FA melawan Crystal Palace, ia menempatkan Kevin De Bruyne sebagai gelandang bertahan demi mengakomodasi tiga winger — Savinho, Jeremy Doku, dan Omar Marmoush — untuk menyokong Haaland.

Meski kalah di Wembley, Guardiola tetap yakin dengan taktiknya. City menciptakan lebih banyak peluang dan tak merasa “menderita” selama pertandingan.

Pada pertandingan melawan Wydad di Piala Dunia Antarklub, formasi 4-4-2 City berubah menjadi 2-3-5 saat menguasai bola, dengan Foden dan Rico Lewis berperan sebagai pivot, dan empat pemain menyerang menyokong Haaland.

10 Pemain, 3 Posisi

Formasi kembali berubah total saat melawan Al Ain: kali ini Guardiola memainkan skema 3-1-4-2. Claudio Echeverri tampil impresif mendampingi Haaland, Ilkay Gundogan mencetak dua gol, dan Bernardo Silva diturunkan sebagai kapten.

Oscar Bobb dan Rayan Cherki yang masuk sebagai pemain pengganti juga menyumbang gol, memperlihatkan kedalaman skuad yang luar biasa. Tapi untuk laga melawan Juventus dan musim reguler nanti, rotasi harus dipersempit.

Rodri, yang baru pulih dari operasi lutut, kemungkinan besar akan kembali sebagai starter di posisi jangkar, didampingi Reijnders di peran box-to-box.

Haaland hampir pasti menjadi starter utama, artinya hanya tersisa tiga tempat di lini serang yang harus diperebutkan oleh sepuluh pemain lainnya.

Phil Foden Sang Pengatur Serangan

Bernardo Silva memang mengalami penurunan performa musim lalu, tapi status kapten menunjukkan bahwa Guardiola masih memercayainya. Dengan kontrak yang akan habis di 2026, Bernardo mungkin akan menjalani peran seperti De Bruyne musim lalu: tidak selalu starter, tapi tetap penting.

Gundogan juga bisa memainkan peran serupa jika ia bertahan semusim lagi. Namun Phil Foden adalah nama yang wajib diprioritaskan.

Setelah musim yang kurang meyakinkan, Foden harus kembali menunjukkan kualitas yang membuatnya dinobatkan sebagai Pemain Terbaik PFA dua musim lalu. Guardiola sendiri menyebut Foden sebagai pemain paling berbakat yang pernah ia latih.

Tak hanya jadi simbol “kebanggaan lokal” City, Foden adalah pengatur tempo yang mampu mencetak gol dan menjaga dominasi permainan.

Omar Marmoush Paling Berbahaya, Layak Jadi Starter

Omar Marmoush layak menjadi starter reguler. Ia lebih efektif sebagai winger kiri ketimbang striker murni dan tampil sangat baik saat mendampingi Haaland — bukan menggantikannya.

Gol-gol spektakulernya musim lalu, termasuk hat-trick ke gawang Newcastle dan tendangan roket melawan Bournemouth, menjadi bukti.

Performanya di Eintracht Frankfurt (15 gol, 9 assist) menjadikannya pemain dengan kontribusi gol lebih banyak dari Florian Wirtz sebelum pindah ke City.

Doku & Savinho: Tajam, Tapi Tidak Konsisten

Savinho sempat mencuri perhatian awal musim lalu, tapi sering gagal di sentuhan akhir. Ia hanya mencetak satu gol dari ekspektasi lima gol (xG). Meski jadi raja assist di tim, pemain Brasil itu masih kalah tajam dibanding rekan-rekannya.

Begitu pula dengan Doku. Pemain asal Belgia ini memang lincah dan cepat, tapi produktivitasnya masih minim. Namun keduanya tetap menjadi senjata andalan dari bangku cadangan — cocok untuk menghadapi lawan yang sudah kelelahan.

Opsi Formasi: 3-1-4-2 atau 4-2-3-1?

Guardiola bisa memadukan Foden dan Marmoush dalam berbagai skema. Dalam formasi 3-1-4-2 seperti melawan Al Ain, keduanya bisa dimainkan di belakang Haaland. Dalam 4-2-3-1, Marmoush bisa di kiri dan Foden sebagai No.10, dengan Cherki di kanan.

Cherki punya potensi besar sebagai kreator utama, menggantikan peran De Bruyne. Ia bisa mencetak gol maupun memberi assist, dua kemampuan yang sangat dibutuhkan di sistem City.

Sementara itu, Echeverri dan Bobb adalah opsi cadangan yang menarik. Echeverri masih perlu waktu adaptasi, sedangkan Bobb, jebolan akademi City, tahu persis gaya main klub meski baru pulih dari cedera panjang.

Perlukah Skuad Man City Dikurangi?

Guardiola mungkin ingin mengurangi skuad dengan meminjamkan Bobb, Echeverri, atau McAtee. Namun, melihat banyaknya cedera musim lalu dan padatnya jadwal, mungkin rencana itu harus ditunda.

Musim lalu Guardiola mengakui terlalu percaya pada pemain-pemain lamanya. Kini City sudah bergerak cepat membenahi skuad, dan meski masih mencari bek kanan dan mungkin kiper baru, stok pemain depan mereka sudah melimpah ruah.

Guardiola kini punya kombinasi pemain muda berbakat dan pemain senior berpengalaman. Tantangan terbesar justru ada di tangannya sendiri: siapa yang akan ia pilih untuk jadi andalan di setiap pertandingan?

Exit mobile version