Gila Bola – Chelsea meraih titik terendahnya musim ini, dan masa depan Mauricio Pochettino di Stamford Bridge semakin diragukan setelah kekalahan mengejutkan dari Liverpool di final Piala Liga.
Kemenangan tim muda Liverpool yang mengesankan di final membuat Chelsea dan Mauricio Pochettino mendapat kritik tajam, menghadapi pertanyaan serius tentang arah klub.
Chelsea tampil mengecewakan di lapangan, baik dalam komposisi starting XI maupun dalam manajemen permainan. Pochettino, yang pada awalnya dianggap sebagai pilihan yang menjanjikan untuk mengangkat prestasi Chelsea, kini mendapati masa depannya dipertanyakan.
Kritik tidak hanya tertuju pada para pemain, tetapi juga pada keputusan taktis Mauricio Pochettino di pinggir lapangan yang dianggap bukan sosok yang tepat untuk membawa kejayaan klub.
Pertandingan di Wembley menunjukkan bahwa Chelsea masih jauh dari kejayaan masa lalu mereka, sedangkan Liverpool terus menunjukkan keunggulan mereka, bahkan dengan begitu banyak pemain muda akedemi di starting XI.
Jurgen Klopp, manajer Liverpool, telah membangun fondasi yang kokoh dan hubungan yang erat dengan para pemainnya, sementara Chelsea tampak kehilangan arah dan kepercayaan.
Pochettino, yang mencoba membawa semangat baru ke Chelsea, sekarang menghadapi tantangan besar untuk mengangkat moral timnya. Meskipun sempat meraih kemenangan melawan Aston Villa dan Crystal Palace, kekalahan di final melawan Liverpool kembali menyoroti kelemahan yang ada dalam manajemen dan performa Chelsea.
Pertandingan di Wembley juga menunjukkan bahwa Pochettino mungkin kesulitan menghadapi tekanan dalam pertandingan besar, di mana dia belum sekalipun memenangi trofi selama karir manajerialnya di Inggris.
Meskipun dia berhasil memotivasi timnya untuk meraih kemenangan dalam beberapa pertandingan sebelumnya, kekalahan di final menunjukkan bahwa ada ketidakstabilan dalam pola bermain Chelsea.
Kini, masa depan Pochettino di Chelsea semakin tergantung pada bagaimana dia dapat merespons kekalahan ini. Kritik publik dan tekanan dari pihak klub mungkin mempengaruhi keputusan manajemen terkait nasib Pochettino di Chelsea.
Pada saat yang sama, juru taktik Argentina masih memiliki peluang untuk mengangkat trofi dalam beberapa kompetisi yang tersisa, termasuk Piala FA. Dengan pertandingan melawan Leeds di putaran kelima Piala FA mendatang, Pochettino memiliki kesempatan untuk memulihkan kepercayaan dan memberikan jawaban atas keraguan yang muncul.
Namun, jika tren buruk ini berlanjut, tidak dapat dihindari bahwa masa depan Pochettino di Chelsea semakin gelap, dengan klub sudah menghabiskan Rp 8 Trilyun selama jendela transfer musim panas lalu.
Chelsea harus segera menemukan solusi untuk mengatasi masalah internal mereka dan kembali ke jalur kemenangan. Kritik keras dari para fans dan media hanya akan semakin meningkat jika performa buruk ini berlanjut.
Masa depan Pochettino di Chelsea kini menjadi pertanyaan besar, dan jawabannya mungkin tergantung pada langkah-langkah yang diambil oleh manajemen klub dalam mengatasi krisis saat ini.