Gilabola.com – Mikel Arteta telah memutuskan untuk memberikan beberapa hari libur kepada pemain Arsenal usai laga melawan Crystal Palace di Liga Inggris. Keputusan itu datang menjelang leg pertama semifinal Liga Champions melawan Paris Saint-Germain pekan depan.
Dengan adanya jeda waktu yang tak biasa karena perubahan jadwal akibat semifinal Piala FA yang melibatkan Palace, Arsenal mendapat keuntungan berupa ruang waktu yang lebih lapang untuk bersiap.
Namun, keuntungan ini juga datang dengan tantangan tersendiri. Arteta menyampaikan bahwa jumlah pemain yang tersedia sangat terbatas. Dalam konferensi pers di pusat latihan Sobha Realty, dia mengakui bahwa meskipun memiliki waktu lebih banyak, rotasi skuad tetap sulit dilakukan karena banyak pemain yang baru saja pulih dan belum bisa bermain dalam durasi penuh.
Cedera yang menimpa sejumlah pemain, termasuk Jorginho dan Riccardo Calafiori setelah jeda internasional, memperparah kondisi skuad. Maka dari itu, Arteta merasa penting memberikan waktu istirahat singkat sebelum kembali ke sesi latihan penuh.
Juru taktik Spanyol itu menyebut akan ada satu atau dua hari libur sebelum memasuki masa persiapan total selama tiga hingga empat hari menghadapi leg pertama semifinal Liga Champions kontra PSG.
Saka Tetap Jadi Kunci, Meski Didera Tekanan dan Cedera
Di antara segelintir pemain yang masih bisa diandalkan, nama Bukayo Saka tetap jadi yang utama dalam rencana Arteta. Setelah menerima tekel keras dari Leif Davis saat melawan Ipswich Town, kondisi Saka sempat menjadi kekhawatiran.
Namun Arteta menjelaskan bahwa cedera yang dialami sang pemain tidak terlalu serius. Dia mengaku ingin melihat reaksi Saka setelah sesi latihan dan yakin bahwa kemungkinan besar sang winger bisa dimainkan melawan Palace.
Meski begitu, manajemen risiko tetap menjadi hal penting. Arteta menekankan pentingnya menjaga ritme dan kebugaran pemain tanpa harus mengorbankan kesiapan fisik maupun emosional mereka.
Dia tidak ingin membatasi para pemain dengan terlalu banyak perlindungan karena percaya bahwa performa terbaik datang dari konsistensi bermain. Selama pemain tersedia dan dalam kondisi baik, menurutnya mereka harus bermain.
Saat ditanya tentang tekanan yang dialami Saka, terutama setelah mendapat sorakan dari fans Ipswich akibat insiden kartu merah, Arteta menjelaskan bahwa situasi itu tidak mudah dihadapi. Dia menganggap reaksi Saka yang memilih tersenyum adalah sikap yang patut diapresiasi.
Arteta merasa tidak mungkin melatih respons seperti itu karena hal tersebut datang dari kepribadian pemain itu sendiri. Dia menyebut bahwa ketenangan dan kecerdasan emosional adalah sifat alami Saka.
Tidak hanya Saka, Arteta juga memikirkan cara untuk membuat seluruh tim dalam kondisi terbaik saat menghadapi PSG. Dia terbuka untuk menggunakan pendekatan baru, baik dari sisi emosional maupun taktis.
Dia bahkan mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan pelatih lain, termasuk kemungkinan berbicara dengan Arsène Wenger, jika dirasa perlu untuk mendukung kesiapan tim.