
Gilabola.com – Situasi Mohamed Salah di Liverpool memasuki babak baru yang semakin menyita perhatian. Penyerang asal Mesir itu kembali menjadi sorotan setelah menerima sebuah tawaran yang berpotensi memperuncing hubungannya dengan manajemen The Reds, menyusul pernyataan keras yang ia lontarkan dalam beberapa hari terakhir.
Ketegangan mencuat akhir pekan lalu ketika Salah secara terbuka mengaku merasa “dikorbankan” dan mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan pelatih Arne Slot. Pernyataan itu muncul setelah dirinya hanya duduk di bangku cadangan saat Liverpool menghadapi Leeds United pada Sabtu. Dampaknya langsung terasa, karena namanya kemudian dicoret dari skuad untuk laga kontra Inter Milan pada Selasa.
Relasi Memburuk, Opsi Kepergian Mulai Terbuka
Kondisi tersebut memunculkan spekulasi bahwa Salah bisa saja telah memainkan laga terakhirnya bersama Liverpool. Di tengah hubungan yang kian merenggang antara pemain dan klub, sejumlah tim Liga Pro Arab Saudi dilaporkan terus memantau perkembangan situasi jelang jendela transfer Januari.
Dalam konteks itulah, presenter televisi Piers Morgan ikut masuk ke dalam pusaran isu. Morgan secara terbuka menawarkan kesempatan wawancara kepada Salah, sebuah langkah yang dinilai dapat membuat petinggi Liverpool semakin gelisah. Tawaran itu disampaikan melalui media sosial X, dengan komentar singkat, “Wow… mungkin sudah waktunya untuk wawancara @MoSalah?”
Bayang-Bayang Kasus Ronaldo Jadi Peringatan
Tawaran Morgan membawa ingatan publik pada peristiwa besar tahun 2022, ketika Cristiano Ronaldo melakukan wawancara kontroversial dengannya. Dalam sesi tersebut, Ronaldo melontarkan kritik tajam terhadap kepemilikan klub Manchester United, fasilitas latihan, hingga pelatih saat itu, Erik ten Hag. Respons klub sangat tegas: kontrak Ronaldo diputus, dan sang bintang akhirnya melanjutkan karier ke Al-Nassr.
Kasus tersebut memecah opini publik. Sebagian suporter memuji kejujuran Ronaldo, sementara lainnya menilai wawancara itu sebagai luapan emosi yang merugikan klub. Kini, Liverpool tentu berharap skenario serupa tidak terulang dengan Salah.
Dukungan dari Ruang Ganti Liverpool
Di tengah situasi yang sensitif, dukungan dari rekan setim tetap mengalir. Kiper Liverpool, Alisson Becker, mengakui bahwa kondisi ini bukan hal yang menyenangkan bagi skuad.
“Ini bukan situasi yang membuat kami bahagia, terutama karena secara pribadi kami semua menyayangi Mo,” ujar Alisson. Menurutnya, Salah bukan hanya pemain penting, tetapi juga sosok manusia yang luar biasa bagi tim.
Alisson juga mengungkapkan bahwa skuad sempat terkejut dengan komentar Salah, namun menyadari bahwa masalah tersebut bersifat personal. Ia menegaskan harapan para pemain agar klub dan Salah dapat menemukan solusi terbaik. “Kami ingin yang terbaik untuk Mo, tapi sebagai pemain Liverpool, kami juga ingin yang terbaik untuk klub. Kami berharap ada solusi win-win untuk semua pihak,” tuturnya.
Masa Depan Mohamed Salah Masih Abu-Abu
Dengan usianya yang telah menginjak 33 tahun, setiap langkah dan pernyataan Salah kini memiliki konsekuensi besar, baik bagi kariernya maupun stabilitas Liverpool. Jika ia menerima tawaran wawancara dari figur sekelas Piers Morgan, tekanan terhadap manajemen dan pelatih bisa meningkat drastis, sekaligus memperbesar peluang perpisahan lebih cepat dari Anfield.
Pandangan Kami
Situasi ini menunjukkan rapuhnya keseimbangan antara kepentingan klub dan emosi pemain bintang. Liverpool berada di persimpangan sulit: mempertahankan ikon klub dengan segala dinamika internal, atau bersiap menghadapi perubahan besar jika konflik tak kunjung mereda. Cara kedua belah pihak mengelola fase krusial ini akan sangat menentukan arah Liverpool di sisa musim dan seterusnya.
