Musim Panas Bisa Panas Betulan Jika Manchester United Harus Ganti Semua Kipernya

Gilabola.com Manchester United sedang menghadapi situasi pelik di bawah mistar gawang. Pertanyaan besar yang mulai muncul adalah siapa dari tiga kiper senior mereka yang masih akan berada di Old Trafford saat musim depan dimulai.

Situasi ini bukan hanya soal performa, tapi juga bisa memengaruhi arah transfer klub yang sudah diketahui akan menghadapi jendela yang sangat menantang secara finansial.

Pekan terakhir bukanlah waktu yang baik bagi para penjaga gawang United. Andre Onana gagal membuktikan ucapannya sendiri ketika tampil buruk di laga tandang melawan Olympique Lyonnais.

Sementara itu, kiper kedua Altay Bayindir juga tidak berhasil memanfaatkan kesempatan saat diturunkan melawan Newcastle United, meninggalkan kesan bahwa dirinya belum siap menggantikan Onana.

Tom Heaton, yang duduk di bangku cadangan saat laga melawan Newcastle, diyakini mulai bertanya-tanya apa lagi yang harus dia lakukan demi mendapatkan satu kesempatan lagi mengenakan sarung tangan di lapangan.

Beberapa pengamat menyebut bahwa Heaton mungkin merupakan pilihan teraman untuk laga melawan Lyon di leg kedua Liga Europa. Kalimat itu bukan berarti dia yang paling unggul, melainkan yang paling kecil kemungkinan membuat kesalahan.

Meski sudah jarang bermain dalam beberapa tahun terakhir, pengalamannya dianggap bisa menjadi penyeimbang dalam atmosfer sepak bola yang penuh tekanan pekan ini.

Namun, kenyataannya tak banyak yang benar-benar berharap Heaton dimainkan. Dia telah lama tak dimaksimalkan sejak kembali ke klub, dan karena alasan itulah dirinya sedang mempertimbangkan pensiun ketika kontraknya habis musim panas nanti.

Meskipun bagi sebagian suporter itu bukan kehilangan besar, di ruang ganti dia dikenal sebagai figur penting yang kerap memberikan pengaruh positif sebagai bagian dari kelompok pemimpin tim.

Kebutuhan Kiper Baru Meningkat

Jika Heaton memilih gantung sarung tangan, maka United kemungkinan harus merekrut dua atau bahkan tiga kiper baru. Masalahnya, anggaran transfer saat ini bahkan belum cukup untuk satu pemain utama.

Di tengah keterbatasan itu, performa Onana dan Bayindir seharusnya menjadi solusi, tetapi manajer Ruben Amorim tampaknya mulai kehilangan kepercayaan kepada keduanya.

Keputusan Amorim mencoret Onana dari skuad saat melawan Newcastle dikemas sebagai upaya memberi waktu baginya untuk “memutus koneksi”, namun mengingat kesalahan yang dibuat Onana di Groupama Stadium serta penurunan performa secara umum, keputusan tersebut dianggap mencerminkan kekhawatiran yang lebih dalam.

Sayangnya, Bayindir juga belum menunjukkan dia adalah jawaban. Meski tampil cukup baik dalam adu penalti saat mengalahkan Arsenal di Piala FA Januari lalu, secara keseluruhan ia tampak belum berada di level yang dibutuhkan. Beberapa orang bahkan mempertanyakan apakah ia cukup layak menjadi kiper kedua di Manchester United.

Fakta bahwa dia kebobolan 14 gol dalam delapan penampilan memperkuat keraguan itu. Keinginannya untuk bermain secara reguler juga membuat kemungkinan hengkang kian besar.

Tekanan besar kini berada di pundak Onana. Dia diperkirakan akan kembali turun menghadapi Lyon, tapi tak ada ruang untuk kesalahan lain. Sekalipun dia mampu menenangkan diri dan bermain bagus, ada anggapan bahwa hubungannya dengan klub sudah terlalu rusak untuk bisa dilanjutkan.

Minat dari Liga Pro Saudi disebut-sebut bisa menjadi jalan keluar bagi United, terutama jika Amorim memilih mengganti kiper utamanya di musim panas. Dengan masih ada sekitar Rp 622 Miliar yang tersisa untuk diamortisasi dari biaya transfer Onana, penjualan ke Arab Saudi bisa membantu neraca keuangan klub.

Namun, mencari pengganti bukan perkara mudah. Apalagi bila United gagal menjuarai Liga Europa dan kehilangan potensi pendapatan dari Liga Champions. Dalam situasi seperti itu, mendatangkan satu kiper mungkin masih bisa dilakukan, tapi mencari dua atau tiga kiper sekaligus akan menjadi beban besar bagi klub yang sudah terhimpit.

Dua tahun setelah membongkar total departemen penjaga gawang, Manchester United kini menghadapi kenyataan bahwa mereka mungkin harus memulai dari awal lagi. Dalam atmosfer sepak bola modern yang penuh tekanan, kepercayaan terhadap orang terakhir di garis pertahanan menjadi sesuatu yang tak bisa dikompromikan.