Gilabola.com – Mantan bintang Manchester City, Danilo, mengungkapkan bahwa ia baru mulai bermain sepak bola dengan “cara yang benar” setelah dilatih oleh Pep Guardiola.
Sejak kedatangannya di Etihad pada 2016, Guardiola telah meraih kesuksesan luar biasa, memenangkan enam gelar Premier League, dua FA Cup, satu Liga Champions, dan empat Piala Liga. Dalam wawancara dengan The Guardian, Danilo memuji sang pelatih asal Spanyol yang menurutnya telah mengubah total pemahamannya tentang sepak bola.
“Pep Guardiola mendidik para pemainnya. Itu adalah hal terpenting dari pekerjaannya. Dia membuat semua pemain berpikir tentang sepak bola dengan cara yang sama.”
Guardiola dan Filosofi Sepak Bolanya
Danilo, yang bermain untuk Manchester City selama dua musim setelah didatangkan dari Real Madrid, merasa bahwa Guardiola mengajarkan aspek permainan yang sebelumnya tidak ia pahami.
“Waktu, ruang, pergerakan, penguasaan bola, cara menjaga bola—Guardiola membuat Anda memahami ruang di lapangan dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh pelatih lain. Dia juga sangat emosional dalam menjalani pertandingan.”
Bek yang kini berusia 32 tahun itu bahkan mengaku merasa seperti “dicuci otaknya” oleh Guardiola.
“Saya seperti berada di universitas sepak bola. Apa yang saya alami bersamanya membuat saya meningkatkan level permainan saya dan mempertahankan level itu hingga hari ini.”
“Bukan berarti saya bodoh sebelum datang ke Manchester City, tapi saya menyadari bahwa saya telah bermain sepak bola dengan cara yang sepenuhnya salah. Jika saya bertemu Guardiola lebih awal, hidup saya akan jauh lebih mudah.”
Danilo mencatatkan 60 penampilan untuk City, memenangkan dua gelar Premier League, sebelum pindah ke Juventus pada 2019. Ia baru meninggalkan klub Italia tersebut pada Januari lalu.
Fabio Capello: Guardiola Merusak Sepak Bola
Meskipun mendapat pujian dari Danilo, Pep Guardiola tidak selalu mendapatkan apresiasi dari semua pihak. Mantan pelatih Timnas Inggris, Fabio Capello, justru mengkritiknya dengan tajam.
“Tahu apa yang tidak saya suka dari Guardiola? Kesombongannya!”
Menurut Capello, Guardiola terlalu sering mencoba strategi baru di pertandingan penting demi membuktikan bahwa kemenangan adalah hasil dari kejeniusannya, bukan karena para pemainnya.
“Liga Champions yang ia menangkan bersama Manchester City adalah satu-satunya di mana ia tidak mencoba hal-hal aneh di pertandingan krusial. Tetapi di tahun-tahun sebelumnya, di Manchester dan Munich, ia selalu ingin menjadi protagonis utama.”
Capello menuduh Guardiola terlalu sering melakukan perubahan taktik yang tidak perlu, yang pada akhirnya menyebabkan beberapa kegagalan di Liga Champions.
Selain itu, Capello juga menilai bahwa gaya permainan Guardiola telah membawa dampak negatif pada sepak bola Italia.
“Semua orang telah mencoba menirunya selama sepuluh tahun terakhir. Itu telah merusak sepak bola Italia, yang kehilangan identitas aslinya. Saya selalu berkata: ‘Berhenti, kalian tidak memiliki pemain seperti Guardiola!'”
Ia juga mengkritik filosofi “tiki-taka”, yang menekankan umpan-umpan pendek dan penguasaan bola.
“Gagasan absurd bahwa bermain bagus hanya berarti mengoper bola terus-menerus—sentuh, sentuh, sentuh—itu salah.” … Hmmm, tapi udah menang banyak loh Oom.