Omar Berrada Bicara Dengan Pemain Manchester United, Kompak Soal Nasib Ruben Amorim!

Gilabola.com – Meski badai kritik belum juga reda, para petinggi dan pemain Manchester United ternyata kompak berdiri di belakang sang pelatih, Ruben Amorim. Keyakinan itu muncul setelah serangkaian pembicaraan internal yang memperlihatkan bahwa para pemain senior benar-benar mendukung pelatih asal Portugal tersebut.

Dukungan Solid dari Ruang Ganti

CEO Omar Berrada dan direktur sepak bola Jason Wilcox baru-baru ini melakukan diskusi informal dengan beberapa pemain kunci di ruang ganti, termasuk kapten Bruno Fernandes. Dari pembicaraan itu, jajaran eksekutif di Old Trafford menjadi yakin bahwa suasana tim tetap positif dan para pemain masih percaya penuh kepada Amorim.

Menurut laporan ESPN, kedua petinggi itu tidak secara langsung menanyai para pemain tentang masa depan Amorim, melainkan hanya ingin memahami kondisi suasana tim saat ini. Namun, umpan balik yang mereka dapat justru menggambarkan kepercayaan kuat kepada sang pelatih.

Berrada dan Wilcox—yang ditunjuk oleh Sir Jim Ratcliffe sejak sang pengusaha resmi menjadi pemegang saham minoritas klub pada Februari 2024—memang diminta untuk mengambil pendekatan yang lebih “turun ke lapangan” dalam memahami atmosfer klub. Kini keduanya bahkan berkantor di kompleks latihan Carrington yang baru direnovasi dengan dana sekitar Rp1 triliun (setara £50 juta). Fasilitas baru itu membuat interaksi antara pemain dan petinggi klub jadi lebih intens, terutama di area kerja bersama yang didesain ulang.

Mason Mount dan Matthijs de Ligt Angkat Suara

Dukungan terhadap Amorim juga datang langsung dari para pemain. Setelah kemenangan 2-0 atas Sunderland di Old Trafford pada akhir pekan lalu, Mason Mount menegaskan bahwa seluruh tim berdiri tegak di belakang sang pelatih.

“Kami 100% mendukung pelatih,” kata Mount. “Kami sempat melewati hasil-hasil yang menyakitkan, tapi kemenangan ini penting. Kami ingin menjadikannya awal dari rentetan kemenangan.”

Mount juga menambahkan bahwa tim ingin memulai tren positif dengan menargetkan kemenangan beruntun usai jeda internasional.

Sementara itu, Matthijs de Ligt menunjukkan sikap serupa bahkan setelah kekalahan 1-3 dari Brentford pada September lalu. Bek asal Belanda itu menolak menyalahkan formasi 3-4-2-1 yang diterapkan Amorim.

“Selalu mudah menyalahkan pelatih, tapi pada akhirnya, pemainlah yang berada di lapangan,” ujar De Ligt. “Kami tidak bisa bilang gol atau peluang lawan terjadi karena sistem. Itu soal fokus dan konsentrasi. Kalau hal itu hilang di momen penting, hasilnya bisa berbeda.”

Amorim Balas Apresiasi untuk Dukungan Pemain

Amorim sendiri tidak menutup mata terhadap dukungan publik dan pribadi dari para pemainnya. Meski kritik terus berdatangan—termasuk dari legenda klub seperti Paul Scholes dan Wayne Rooney—ia tetap berusaha tenang.

Bahkan, ada komentar pedas yang menyamakan dirinya dengan pemimpin Partai Konservatif Inggris yang sedang terpuruk, Kemi Badenoch, oleh penyiar LBC, Nick Ferrari.

Menanggapi komentar Mason Mount usai laga melawan Sunderland, Amorim mengatakan, “Saya tahu mereka ingin memberikan yang terbaik, dan saya tahu mereka tidak ingin klub terus mengganti pelatih. Tapi kami harus menunjukkannya lewat tindakan.”

Ia menambahkan bahwa semangat di latihan memang terasa, namun yang terpenting adalah bagaimana para pemain mewujudkannya dalam pertandingan. “Saya merasakan dukungan itu sepanjang minggu, tapi kami harus menunjukkannya di lapangan,” ujarnya.

Tantangan Selanjutnya: Konsistensi dan Liverpool di Depan Mata

Meski dukungan internal begitu kuat, para suporter tentu menantikan pembuktian nyata lewat performa di liga. Setelah jeda internasional, Manchester United akan menghadapi laga besar kontra Liverpool pada 19 Oktober mendatang di Anfield.

Melihat performa inkonsisten sang rival, Amorim dan pasukannya mungkin punya kesempatan emas untuk mencuri tiga poin dan mengubah arah musim mereka.

IKLAN