Pemain Muda Man Utd yang Pernah Kalahkan Lamine Yamal Kini Siap Gantikan Amad Selama AFCON

Gilabola.comManchester United tengah menikmati performa positif di bawah Ruben Amorim dengan catatan tak terkalahkan dalam lima laga terakhir. Namun, tim ini akan kehilangan beberapa pemain kunci saat Piala Afrika dimulai bulan depan.

Salah satu kehilangan terbesar diprediksi adalah absennya Amad Diallo, dan pelatih dikabarkan mulai mempertimbangkan Shea Lacey, pemain muda dari akademi, sebagai pengganti potensial.

Ruben Amorim berhasil membentuk konsistensi permainan Manchester United dengan skema 3-4-2-1 miliknya. Amad menjadi bagian vital di posisi bek sayap kanan, posisi yang djalani dengan keseimbangan antara serangan dan pertahanan.

Selama musim ini, pemain asal Pantai Gading itu tampil sepuluh kali di Premier League, mencatat satu gol dan dua assist. Kontribusinya paling berkesan terjadi ketika umpannya menghasilkan gol cepat bagi Mbeumo saat melawan Liverpool di Anfield.

Kepergian Amad untuk membela negaranya di Piala Afrika jelas menimbulkan kekosongan besar di sisi kanan United. Mazraoui yang bisa menempati posisi serupa juga akan absen karena memperkuat Maroko di ajang yang sama.

Situasi tersebut membuat Amorim memiliki sedikit pilihan alami untuk posisi itu. Nama Diogo Dalot memang muncul, namun gaya bermainnya sebagai full-back tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan sistem Amorim.

Munculnya Harapan Baru dari Akademi

Untuk menambal posisi kosong tersebut, Amorim disebut-sebut akan memanfaatkan potensi dari tim akademi. Salah satu nama yang paling menonjol adalah Shea Lacey, pemain muda berusia 18 tahun asal Liverpool yang tampil gemilang untuk tim muda United.

Lacey dikenal sebagai pemain serbaguna di sisi kanan. Dalam sembilan penampilannya di berbagai kompetisi usia muda, dia telah mencetak tiga gol dan dua assist, atau terlibat dalam gol setiap 101 menit permainan.

Performa Lacey semakin diperhatikan setelah laporan dari GOAL menyebut bahwa ia pernah mengalahkan Lamine Yamal dalam perebutan gelar pemain terbaik di sebuah turnamen junior beberapa waktu lalu. Hal ini menambah keyakinan bahwa talenta muda tersebut siap diberi kepercayaan lebih.

Selain kemampuan ofensifnya, Lacey juga dikenal memiliki akurasi umpan silang yang baik. Dalam salah satu pertandingan baru-baru ini, dia memberikan umpan terukur kepada Gabriele Biancheri yang berbuah gol indah.

Dia juga menunjukkan ketenangan saat menghadapi tim senior di ajang EFL Trophy musim ini. Statistik menunjukkan bahwa Lacey rata-rata mencatat satu umpan kunci dan 1,7 dribel sukses per pertandingan, selain kontribusi defensif berupa rata-rata 2,4 tekel per 90 menit.

Keputusan Besar untuk Amorim

Kehilangan Amad jelas menjadi tantangan bagi Amorim, terutama di tengah peningkatan performa tim. Namun, pelatih asal Portugal itu dikenal berani memberi kesempatan kepada pemain muda, dan langkah menurunkan Lacey bisa dianggap sejalan dengan tradisi Manchester United yang selalu memberi ruang bagi lulusan akademinya.

Meski ada risiko dalam menurunkan pemain berusia belasan tahun di level tertinggi, kondisi ini juga bisa menjadi momen pembuktian bagi Lacey. Jika mampu tampil baik, dia berpeluang mengamankan tempat penting di skuad utama setelah AFCON berakhir.

Dengan jadwal padat di akhir tahun, keberanian Amorim untuk mengandalkan pemain muda seperti Lacey dapat menjadi langkah berani yang sekaligus memperkuat identitas klub. United tampaknya kembali pada akar filosofinya: memadukan pengalaman dengan darah muda dari akademi sendiri.