
Gilabola.com – Manchester City menelan kekalahan 0-2 dari Bayer Leverkusen setelah Pep Guardiola melakukan rotasi besar dengan mengganti sepuluh pemain, di mana keputusan itu kemudian ia akui sebagai kesalahan.
Gol Alejandro Grimaldo dan Patrick Schick memastikan kemenangan tim tamu, sementara sejumlah bintang City yang baru dimainkan di babak kedua gagal membalikkan keadaan. Guardiola menilai timnya tampil kurang determinatif dan kehilangan elemen penting untuk bersaing di level tertinggi.
Kekalahan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Manchester City juga kalah di Premier League dari Newcastle. Kondisi tersebut mendorong Guardiola melakukan rotasi ekstrem di laga Eropa ini.
Hanya Nico Gonzalez yang tetap dimainkan sebagai starter dari laga sebelumnya. Sementara nama-nama besar seperti Erling Haaland, Phil Foden, Jeremy Doku, Gianluigi Donnarumma, dan Ruben Dias ditempatkan di bangku cadangan.
Guardiola berharap rotasi besar ini memberi energi baru bagi skuadnya. Namun, rencana tersebut tidak berjalan sesuai harapan karena Leverkusen tampil lebih efektif.
Gol pertama Leverkusen lahir melalui Grimaldo yang memanfaatkan kelemahan transisi City. Gol itu membuat tuan rumah kehilangan ritme permainan sejak pertengahan babak pertama.
City mencoba meningkatkan agresivitas di babak kedua, tetapi Schick menambah penderitaan mereka lewat gol yang membuat jarak semakin lebar. Pertahanan City terlihat goyah menghadapi serangan cepat lawan.
Guardiola kemudian memasukkan Haaland, Foden, Doku, dan Rayan Cherki untuk mengejar ketertinggalan. Namun Leverkusen berhasil menjaga kedisiplinan mereka dan mempertahankan keunggulan tanpa kebobolan.
Dalam wawancara usai pertandingan, Guardiola mengakui bahwa rotasinya terlalu banyak. Dia menyampaikan bahwa dirinya memahami kritik terhadap keputusannya dan menilai bahwa perubahan sepuluh pemain mungkin berlebihan.
Guardiola juga mengatakan bahwa jika timnya menang, keputusan itu takkan dipermasalahkan. Namun melihat hasil akhir, dia menganggap bahwa rotasi sebesar itu memang tidak tepat untuk laga penting.
Selain itu, dia mengungkapkan bahwa meski para starter adalah pemain berkualitas, timnya tetap kekurangan sesuatu yang dibutuhkan untuk bersaing di level tertinggi malam itu. Dia merasa tingkat kehadiran dan ketegasan dalam pengambilan keputusan di lapangan tidak seperti yang ia harapkan.
Guardiola menilai City tidak cukup meyakinkan dalam menentukan kapan harus menyerang atau bertahan. Dia menilai timnya gagal menunjukkan determinasi yang seharusnya muncul dalam pertandingan besar.
Beberapa peluang memang tercipta, tetapi tendangan-tendangan City kerap terhalang atau tidak menemui sasaran. Leverkusen juga bertahan dengan sangat rapat dan disiplin.
Meski kalah, kondisi City di klasemen Liga Champions belum terlalu buruk. Mereka berada di posisi keenam, meskipun masih berpotensi turun jika hasil pertandingan lain tidak menguntungkan.
Guardiola menegaskan bahwa timnya harus segera bangkit di pertandingan berikutnya. Dia mengakui bahwa laga ini adalah kesempatan besar yang terlewat, namun dia percaya City masih memiliki peluang untuk kembali bersaing.
