Gilabola.com – Manajer Manchester City, Pep Guardiola, mengultimatum klubnya: jika skuad terlalu gemuk musim depan, ia akan memilih untuk pergi.
Setelah musim tanpa trofi pertama sejak 2017, sang pelatih ingin kembali ke filosofi skuad ramping yang selama ini menjadi ciri khasnya.
Pep Guardiola Tak Mau Tangani Skuad “Gemuk”
Guardiola secara terbuka menyatakan bahwa ia tidak ingin melatih tim dengan jumlah pemain yang terlalu banyak. Setelah kemenangan 3-1 atas Bournemouth, ia menyampaikan keprihatinan soal tekanan emosional yang ia alami saat harus mencoret pemain dari daftar skuad setiap pertandingan.
“Saya sudah bilang ke klub, saya tidak mau itu,” ujar Pep. “Saya tidak mau meninggalkan lima atau enam pemain di tribun. Jika itu terjadi, saya akan pergi. Buat skuad yang lebih kecil, saya akan bertahan. Tapi mustahil bagi jiwa saya untuk melihat pemain-pemain saya hanya duduk di tribun tanpa bisa bermain.”
Komentar tersebut muncul hanya beberapa hari setelah City kalah mengejutkan di final Piala FA melawan Crystal Palace, di mana beberapa pemain utama harus rela tersisih dari daftar skuad. Dalam laga melawan Bournemouth, nama-nama seperti James McAtee, Savinho, dan Rico Lewis bahkan tidak masuk ke bangku cadangan.
Filosofi Lama, Masalah Baru
Guardiola memang dikenal lebih menyukai skuad ramping. Dalam banyak musim sebelumnya, ia sukses memaksimalkan sekitar 18–20 pemain inti yang fleksibel. Namun musim ini memberikan tantangan baru.
Cedera pemain seperti Rodri (yang menjalani operasi lutut) membuat rotasi pemain menjadi sulit. Bahkan, meski City menghabiskan lebih dari $200 juta pada Januari untuk merekrut Omar Marmoush, Nico Gonzalez, Abdukodir Khusanov, dan Vitor Reis, hasilnya tetap tidak memuaskan.
Guardiola mengakui bahwa skuad besar tak menjamin koneksi emosional yang baik dalam tim.
“Saya tidak mau punya 24, 25, 26 pemain ketika semuanya fit. Kalau kami alami cedera, ya itu nasib. Kami masih bisa pakai pemain akademi. Tapi secara emosional, ini tak bisa dipertahankan. Koneksi antar pemain dalam skuad ini sedikit hilang musim ini.”
De Bruyne Pergi, Walker Menyusul?
Dengan Kevin De Bruyne yang telah mengucapkan selamat tinggal kepada Etihad Stadium dan Kyle Walker yang juga dikabarkan akan hengkang, City diperkirakan akan aktif di bursa transfer musim panas. Namun Guardiola memperjelas: belanja besar tak berarti membentuk skuad besar.
Fokusnya kini adalah membentuk kembali “jiwa tim” yang ia anggap luntur musim ini, bukan sekadar membeli sebanyak mungkin pemain berbakat.
Masa Depan Guardiola di Persimpangan Jalan?
Pernyataan Guardiola ini menempatkan Manchester City pada posisi sulit. Di satu sisi, mereka ingin tetap kompetitif di berbagai ajang dengan kedalaman skuad yang solid.
Namun di sisi lain, pelatih yang telah membawa kesuksesan luar biasa selama hampir satu dekade justru meminta yang sebaliknya.
Dengan kontraknya yang menyisakan satu musim lagi, dan isu kelelahan emosional yang mulai sering muncul, bukan tidak mungkin musim depan menjadi musim terakhir Guardiola di Etihad — jika klub tak menuruti keinginannya.