Pep Guardiola Memang Hebat, Tapi Ini Saatnya Mempertanyakan Sang Bos Manchester City

Gila BolaManchester City saat ini berada dalam periode sulit di bawah asuhan Pep Guardiola. Kekalahan 2-1 dalam derby Manchester terakhir menambah catatan negatif City, yang sudah mengalami delapan kekalahan dari 12 pertandingan terakhir.

Kondisi ini memicu diskusi tentang performa dan keputusan Guardiola, dengan Thierry Henry menilai wajar jika manajer asal Spanyol tersebut mulai dipertanyakan.

Dalam analisisnya, Henry menyoroti kepergian beberapa pemain kunci seperti Cole Palmer, Riyad Mahrez, dan Julian Alvarez yang menurutnya memiliki kontribusi signifikan dalam mencetak gol.

Henry mempertanyakan keputusan Guardiola yang melepas pemain-pemain ini tanpa mencari pengganti yang sepadan, terutama ketika Erling Haaland tidak tampil dalam performa terbaiknya.

“Manchester City kehilangan banyak sumber gol. Erling Haaland tetap mencetak gol seperti musim lalu, tetapi di mana kontribusi gol dari Mahrez, Palmer, atau Ilkay Gundogan? Kevin De Bruyne pun masih dalam pemulihan,” kata Henry dalam sebuah wawancara.

Menurutnya, kepergian pemain seperti Gundogan yang pernah mencetak 17 gol semusim membuat City kekurangan ketajaman di lini serang, meski akhirnya sang gelandang kembali dari Barcelona.

Ujian Terbesar Guardiola

City saat ini tertinggal sembilan poin dari puncak klasemen Premier League, di mana Liverpool memimpin dengan satu pertandingan lebih sedikit. Selain masalah produktivitas gol, absennya Rodri turut memperburuk kondisi lini pertahanan tim.

Statistik juga menunjukkan bahwa Manchester City sedang mengalami musim dengan rata-rata gol per pertandingan terendah sejak Guardiola datang ke klub. Meskipun demikian, Henry tetap memberikan pembelaan terhadap mantan pelatihnya di Barcelona tersebut.

Dia menilai bahwa performa buruk ini merupakan ujian pertama Guardiola sepanjang kariernya yang cemerlang. Menurut Henry, Guardiola selalu menunjukkan karakter kuat ketika timnya berada dalam tekanan.

“Pep Guardiola bukan pelatih yang akan menyerah begitu saja. Justru saat timnya terpuruk, dia akan lebih intens dan keras dalam membangun kembali kekuatan tim,” tambah Henry.

Dia menyebut bahwa Guardiola kerap berusaha menjaga performa tim dengan pendekatan yang unik. Saat tim menang, Guardiola bisa saja mengkritik keras performa pemainnya, tetapi di saat kalah, ia justru memberikan dukungan moral.

Pandangan Carragher

Sementara itu, mantan bek Liverpool Jamie Carragher memberikan pandangan bahwa situasi ini terasa seperti momen perombakan yang lebih nyata dibandingkan sebelumnya.

Menurut Carragher, Manchester City di bawah Guardiola pernah kehilangan pemain-pemain ikonik seperti Sergio Aguero, David Silva, dan Vincent Kompany. Namun, proses pergantian pemain kala itu terasa mulus karena tim tetap tampil dominan.

“Ini adalah hal yang pernah dialami klub besar. Jurgen Klopp di Liverpool beberapa tahun lalu atau Sir Alex Ferguson di Manchester United juga pernah menghadapi tantangan serupa. Namun, untuk kali ini, Pep Guardiola benar-benar sedang membangun kembali timnya dari awal,” ujar Carragher.