Gila Bola – Hasil imbang mendebarkan 1-1 di antara Manchester City vs Liverpool pada pertandingan Liga Inggris menjadi sorotan utama, dengan Pep Guardiola memberikan pandangan optimis mengenai hasil tersebut.
Pertandingan di Anfield antara dua tim papan atas Inggris tersebut berlangsung dengan intensitas tinggi, dan Manchester City membuat awal yang kuat dengan unggul melalui gol John Stones setelah sepak pojok yang dieksekusi dengan apik oleh Kevin De Bruyne.
Meski demikian, Liverpool mampu bangkit setelah turun minum, mendapatkan penalti pada menit ke-46 setelah kiper City, Ederson, menjatuhkan Darwin Nunez di kotak penalti yang diawali backpass buruk NathanAake.
Penjaga gawang internasional Brasil itu kemudian terpaksa digantikan oleh Stefan Ortega yang kemudian harus menghadapi tendangan penalti yang berhasil dikonversi oleh Alexis MacAllister menjadi gol.
Kedua tim memiliki peluang untuk memenangkan pertandingan, dengan pemain pengganti City, Jeremy Doku, melihat tembakan terakhirnya membentur tiang gawang, meski dia juga beruntun tidak dihukum penalti karena tendangan ke dada MacAllister.
Hasil ini membuat Arsenal memimpin klasemen dengan 64 poin, diikuti oleh Liverpool juga dengan 64 poin, dan City berada di urutan ketiga dengan 63 poin tetapi memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan.
Pep Guardiola, manajer Manchester City, menyatakan bahwa pertandingan tersebut menentukan posisi kedua klub selama bertahun-tahun dan memuji kualitas dan intensitas pertandingan.
Meskipun hasil imbang tersebut membuat City tertinggal satu poin, Guardiola tetap optimis dan menekankan bahwa masih ada 10 pertandingan tersisa dengan 30 poin yang dapat diperebutkan.
Guardiola, dalam konferensi pers yang kami beritakan dari situs klub, juga mengapresiasi semangat Kevin De Bruyne, meskipun sang pemain tampak frustrasi setelah digantikan pada menit ke-69.
Juru taktik Catalan menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil untuk mengembalikan permainan kepada Manchester City setelah kehilangan kendali atas bola di mana Liverpool mulai banyak menekan.
Dalam refleksi atas pertandingan, Guardiola menyoroti kemampuan City dalam menahan tekanan tinggi dari Liverpool. Meskipun sulit untuk menjaga bola, Guardiola menyukai semangat timnya yang tidak pernah menyerah dalam mencoba untuk bermain.
Manajer berusia 53 tahun itu juga memberi penghargaan kepada Liverpool asuhan Jurgen Klopp sebagai tim terbaik yang pernah dia lihat dalam taktik pressing tinggi.
Pada akhirnya, Pep Guardiola menyampaikan apresiasi terhadap perjuangan timnya dan melihat hasil ini sebagai bukti bahwa Manchester City masih berada di dalam perburuan untuk gelar.