Perlakuan Chelsea Tunjukkan Mengapa Erik ten Hag Kehilangan Jadon Sancho di Man Utd

Jadon Sancho kini menjalani awal baru di Chelsea setelah kepindahannya dari Manchester United dengan status pinjaman plus opsi pembelian pada hari terakhir bursa transfer musim panas.

Pemain berusia 24 tahun itu telah dipinjamkan ke The Blues dengan opsi untuk menjadi permanen dengan nilai sekitar Rp 426 Milyar jika performanya terus meningkat dan klub mencapai target.

Debutnya di Chelsea cukup impresif, di mana dia masuk dari bangku cadangan dan membantu gol kemenangan Christopher Nkunku dalam pertandingan melawan Bournemouth.

Banyak yang memuji kontribusi Sancho dalam laga tersebut, terutama karena sikap kerja kerasnya yang terlihat nyata di lapangan. Perubahan sikap dan penampilan Sancho di Chelsea dikaitkan dengan pendekatan pelatih Enzo Maresca.

Tidak seperti di Manchester United, di mana Sancho kerap dikritik karena kurangnya usaha dalam latihan, Maresca memberikan kesempatan kepada pemain internasional Inggris ini untuk memulai dari nol.

Pemain sayap itu dikabarkan merasa terkejut dengan pendekatan manajerial Maresca, yang memberinya kebebasan untuk fokus tanpa harus memikirkan masa lalunya di Old Trafford.

Hal ini tampaknya memberi angin segar bagi Jadon Sancho, yang berusaha merevitalisasi kariernya kembali dan membuktikan bahwa dia masih memiliki kualitas sebagai pemain top.

Saat di Manchester United, hubungan Sancho dengan Erik ten Hag memburuk akibat ketidakpuasannya terhadap cara dia diperlakukan dan ditempatkan di lapangan. Salah satu masalah terbesar adalah posisi bermainnya.

Di United, Sancho sering bermain di sayap kanan, sesuatu yang dia nyatakan kurang menyukainya. Namun, di Chelsea, Maresca memahami fleksibilitas Sancho dan memberi kebebasan untuk bertukar posisi dengan pemain sayap lain seperti Noni Madueke.

Dengan jadwal padat Chelsea yang berpotensi mencapai 70 pertandingan dalam satu musim, rotasi dan fleksibilitas menjadi kunci bagi skuad Maresca, dan Sancho siap memanfaatkan peluang tersebut.

Selain itu, hubungan baik Sancho dengan beberapa pemain Chelsea, terutama Christopher Nkunku, memberikan dorongan positif untuk kariernya di klub baru ini. Sikap Sancho yang lebih positif dalam latihan dan di luar lapangan di Cobham juga menjadi salah satu faktor yang membuatnya merasa nyaman di Chelsea.

Meski bakatnya tidak pernah diragukan, Sancho menyadari bahwa masa depan kariernya di Liga Inggris tergantung pada performanya di Stamford Bridge. Jika gagal memanfaatkan kesempatan ini, dia mungkin tidak akan mendapatkan peluang kedua.

Kini, Sancho harus membuktikan bahwa mantan manajernya Erik ten Hag dan Manchester United salah dalam memperlakukannya dengan memberikan penampilan konsisten sepanjang musim.

Chelsea membutuhkan performa terbaiknya, terutama dalam menghadapi jadwal yang sangat padat, dan Sancho berharap bisa menjadi pemain kunci dalam kebangkitan klub London tersebut.