Piala Liga Bisa Jadi Kunci Arsenal Menuju Gelar Besar, Tapi Berani Ambil Risiko?

Gilabola.com – Apakah Arsenal, sang Meriam London, harus benar-benar serius mengejar gelar Piala Liga musim ini meski mereka sedang memimpin klasemen Liga Inggris dengan nyaman?

Pertanyaan klasik ini selalu muncul setiap tahun — dan jawabannya kali ini mungkin lebih menarik dari sebelumnya.

Lima Tahun Tanpa Trofi, Tapi di Puncak Klasemen

Sudah lima tahun berlalu sejak Arsenal terakhir kali mengangkat piala, tepatnya saat menjuarai Piala FA pada tahun 2020. Waktu yang cukup lama untuk klub sebesar mereka. Karena itu, wajar jika para penggemar dan pengamat menilai The Gunners tak semestinya menolak kesempatan apa pun untuk meraih trofi, sekecil apa pun.

Namun, situasinya kini berbeda. Pasukan Mikel Arteta sedang berada di puncak Liga Inggris, unggul tujuh poin dari Liverpool — Si Merah dari Merseyside — dan enam poin dari Manchester City, alias The Citizens. Posisi ini menimbulkan pertanyaan baru: apakah fokus pada liga berarti mereka boleh sedikit mengabaikan Piala Liga?

Selama ini, ajang seperti EFL Cup atau yang kini dikenal dengan nama Carabao Cup sering dianggap tidak penting, terutama jika tersingkir lebih awal. Tapi siapa pun yang masih ingat bagaimana Arsenal kalah agregat 0–4 dari Newcastle, Sang Magpies, pasti tahu betapa perih rasanya tersingkir — dan betapa besarnya arti pertandingan itu bagi kedua klub.

Mengapa Trofi Ini Bisa Jadi Titik Balik Bagi Skuad Muda

Jika para Gooners harus memilih satu kemenangan saja minggu ini, tentu mereka akan memilih laga melawan Burnley di liga. Karena itu, Arteta hampir pasti tidak akan mengambil risiko dengan memainkan pemain yang sedang cedera ringan pada pertandingan Piala Liga hari Rabu.

Namun dalam jangka panjang, kemenangan di kompetisi seperti ini bisa sangat berarti. Mendapatkan medali juara di bulan Maret dapat memberi kepercayaan diri besar bagi skuad muda Arsenal — hal yang bisa membantu mereka menjaga fokus dalam perburuan gelar Liga Inggris.

Perbedaan utama antara Arsenal dan dua rival utama mereka, Liverpool dan Manchester City, adalah pengalaman juara. Tim asuhan Arne Slot dan Pep Guardiola memiliki banyak pemain yang sudah terbiasa menuntaskan musim dengan trofi di tangan.

Bagi skuad muda seperti Arsenal, pengalaman “menyentuh garis akhir” untuk pertama kalinya memang sulit — tetapi setelah melakukannya sekali, langkah berikutnya akan terasa lebih mudah.

Kedalaman Skuad Jadi Penentu

Untungnya, Arteta kini memiliki dua pemain berkualitas di hampir setiap posisi. Jadi, sekalipun ia ingin menyimpan para pemain utama untuk laga akhir pekan, ia tetap bisa menurunkan sebelas pemain tangguh melawan Brighton, alias The Seagulls.

Pertanyaannya: seberapa serius tim asuhan Fabian Hürzeler akan menanggapi laga ini? Apakah tim kedua Arsenal cukup kuat untuk mengalahkan skuad utama Brighton?

Di situlah daya tarik utama Piala Liga. Kompetisi ini seperti permainan keseimbangan: antara menjaga prioritas utama dan membangun mental juara. Dan bagi Arsenal, menjaga keseimbangan itulah yang mungkin akan menentukan apakah musim ini akan berakhir dengan perayaan — atau penyesalan lagi.

IKLAN