
Gilabola.com – Tottenham Hotspur kembali berada di persimpangan penting dalam perjalanan klub. Tekanan terhadap Thomas Frank kian menguat seiring hasil yang belum sesuai ekspektasi pada awal masa kepemimpinannya di London Utara. Meski belum ada langkah tegas yang disiapkan, diskusi internal mulai mengarah pada evaluasi jangka panjang posisi pelatih asal Denmark tersebut.
Thomas Frank datang pada musim panas 2025 dengan reputasi kuat sebagai pelatih yang rapi secara taktik dan piawai mengembangkan pemain. Namun, performa di lapangan belum mencerminkan janji tersebut.
Laporan menyebutkan bahwa masa depan Frank mulai dipertanyakan setelah rangkaian penampilan buruk dan meningkatnya ketidakpuasan suporter. Kekhawatiran itu diperparah oleh permainan yang dinilai kurang padu dan minim keyakinan.
Kesabaran Manajemen Mulai Diuji
Pemilik klub, ENIC, sejauh ini masih menahan diri. Dalam laporan yang sama disebutkan bahwa mereka belum berencana melakukan pemecatan dalam waktu dekat. Masih ada keyakinan bahwa Frank layak mendapat waktu untuk menerapkan ide-idenya dan menstabilkan tim.
Namun, kesabaran tersebut terus diuji oleh hasil di atas lapangan. Kekalahan telak 3-0 dari Nottingham Forest menjadi titik sorotan, sementara hasil imbang melawan tim-tim papan bawah memperdalam kekecewaan publik.
Bukan sekadar soal posisi di klasemen, tetapi arah permainan yang belum jelas. Laporan tersebut menyoroti masalah kurangnya ritme menyerang, rapuhnya lini belakang, serta identitas tim yang belum terbentuk—isu yang sangat sensitif bagi suporter yang berharap perubahan instan dari sosok pelatih dengan reputasi struktural.
Nama Pochettino Menguat di Balik Layar
Jika perubahan akhirnya dianggap tak terhindarkan, satu nama mencuat paling kuat: Mauricio Pochettino. Menurut Caught Offside, mantan pelatih Spurs itu dipandang sebagai kandidat terdepan. Ikatan emosionalnya dengan klub kembali disinggung, mengingat perannya membawa Tottenham ke final Liga Champions 2019 dan kedekatannya dengan para pendukung.
Situasinya tidak sederhana. Pochettino saat ini menjabat sebagai pelatih kepala tim nasional Amerika Serikat. Kendati demikian, pemahamannya terhadap struktur klub serta rekam jejaknya dalam membangun dan memaksimalkan pemain muda dianggap sebagai nilai tambah besar jika peluang reuni terbuka.
Opsi Lain Tetap Disiapkan
Meski Pochettino berada di garis terdepan, Tottenham juga menyiapkan alternatif. Oliver Glasner dan Marco Silva disebut masuk daftar pendek. Keberhasilan Glasner meraih Piala FA bersama Crystal Palace dan konsistensi Silva bersama Fulham menjadi contoh pelatih yang mampu menerapkan struktur dengan cepat di Premier League.
Pilihan-pilihan ini memberi gambaran jelas tentang prioritas Spurs saat ini: kebutuhan akan identitas permainan yang tegas dan kontrol yang lebih baik, dua hal yang dirasa belum sepenuhnya hadir di bawah Frank.
Opini Kami
Situasi ini mencerminkan dilema klasik Tottenham antara memberi waktu dan mengejar hasil. Ada empati terhadap Thomas Frank, terutama di tengah fase transisi dan tantangan yang dihadapi. Namun, dalam sepak bola modern, kesabaran selalu bergantung pada tanda-tanda kemajuan yang jelas.
Penyebutan nama Mauricio Pochettino wajar memantik emosi karena era tersebut identik dengan identitas dan keyakinan. Meski demikian, keputusan apa pun yang diambil ke depan semestinya berangkat dari kebutuhan akan keselarasan visi, bukan sekadar nostalgia. Pekan-pekan mendatang berpotensi menentukan arah Tottenham Hotspur untuk jangka panjang.
