Gilabola.com – Arsenal kembali menutup periode Natal sebagai pemuncak klasemen Liga Inggris, didukung performa gemilang sejumlah pemain kunci seperti Martin Zubimendi dan Declan Rice, sementara di sisi lain muncul catatan tentang minimnya menit bermain pemain muda.
Arsenal menunjukkan konsistensi sejak awal musim 2025/2026. Untuk ketiga kalinya dalam empat musim terakhir, klub London Utara itu berada di posisi teratas saat kompetisi memasuki fase akhir tahun.
Kondisi tersebut mempertegas keseriusan Arsenal dalam perburuan gelar Liga Inggris. Target juara bukan lagi sekadar ambisi, melainkan tuntutan yang melekat pada performa tim sejauh ini.
Di balik hasil positif, Arteta kini menangani skuad terbesar sejak ditunjuk sebagai manajer. Situasi itu memunculkan diskusi soal efektivitas rotasi dan pemanfaatan kedalaman tim.
Cedera kembali menjadi masalah yang menyertai perjalanan Arsenal. Beberapa pemain penting harus keluar masuk ruang perawatan, memengaruhi stabilitas susunan pemain.
Penilaian Menyeluruh Skuad Arsenal
Hingga pertengahan musim, Arteta telah memberikan menit bermain kepada 28 pemain. Angka tersebut mencerminkan luasnya opsi yang tersedia, meski tidak semuanya mendapat porsi ideal.
Di sektor penjaga gawang, David Raya (8) tampil solid dengan sembilan clean sheet sejauh ini. Distribusi bola dan kontrol area penalti menjadi nilai tambah yang konsisten.
Kepa Arrizabalaga (7) juga dinilai mampu menjalankan perannya dengan baik saat diberi kesempatan. Penampilan tenang dan beberapa penyelamatan penting memperlihatkan kedalaman di posisi krusial.
Di lini belakang, Jurrien Timber (8) menjadi salah satu pemain paling menonjol. Saat cedera menghantam sektor bek, dia mampu mengambil tanggung jawab besar dan tampil stabil.
Ben White (7) sempat tampil meyakinkan setelah pulih, namun kembali terganggu cedera di momen yang dinilai merugikan tim. Gabriel Magalhaes (7) kontribusinya tetap besar saat fit, namun keterlibatan di laga internasional yang dianggap tidak krusial sedikit menurunkan penilaian.
William Saliba (8) kembali menunjukkan betapa penting perannya saat tersedia. Absennya terasa signifikan, sementara saat bermain dia tetap menjadi bek elegan dan andalan di jantung pertahanan.
Cristhian Mosquera (8) menjadi kejutan positif. Pemain muda asal Spanyol itu dinilai sebagai rekrutan bernilai tinggi, meski cedera datang di waktu yang kurang menguntungkan bagi tim.
Riccardo Calafiori (8) juga mencuri perhatian lewat fleksibilitas dan agresivitasnya. Dia perlahan membuktikan alasan Arsenal merekrutnya untuk menambah variasi taktik.
Di lini tengah, Martin Zubimendi disebut sebagai rekrutan terbaik Arsenal sejauh musim ini. Perannya sebagai gelandang bertahan membawa dimensi baru dalam kontrol permainan.
Myles Lewis-Skelly (5) minimnya menit bermain membuat perkembangan terhambat, meski sempat tampil baik dalam laga besar. Piero Hincapie (7), sementara itu, mampu mengisi peran yang tidak sepenuhnya alami baginya dan tetap tampil cukup solid meski kalah mencolok dibanding Mosquera.
Lini Tengah Menonjol
Di lini tengah, Martin Zubimendi (9) menjadi pemain dengan rating tertinggi. Perannya sebagai gelandang nomor enam membawa peningkatan signifikan dalam kontrol dan kreativitas permainan.
Declan Rice (9) tetap menjadi figur sentral tim. Konsistensi, energi, serta kecerdasan membaca permainan menjadikannya pemain paling diandalkan hampir di setiap laga.
Sebaliknya, Martin Odegaard (6) kembali terganggu cedera. Minimnya menit bermain membuat ritme permainan terganggu dan tim kehilangan kreativitas di beberapa pertandingan penting.
Kontribusi Christian Norgaard (5) lebih terasa di luar lapangan, sementara di atas lapangan menit bermainnya masih terbatas. Sementara Eberechi Eze (6) mampu menghadirkan momen penentu, tetapi juga kerap menghilang dalam alur permainan tertentu.
Ethan Nwaneri (5) menjadi salah satu nama yang memicu diskusi. Talenta besar tersebut dinilai belum mendapat cukup kepercayaan, terutama karena pertimbangan aspek bertahan.
Terakhir, Mikel Merino (8) memiliki kontribusi yang stabil, terutama saat dimainkan di tengah, meski bukan sosok yang selalu mencuri perhatian. Dia juga sangat berguna saat dimainkan sebagai striker darurat.
Trossard Penyelamat Momen Krusial
Di lini depan, Bukayo Saka (7) masih menjadi pencetak gol terbanyak tim. Namun, dampak cedera hamstring terlihat memengaruhi akselerasi dan ketajamannya.
Leandro Trossard (8) justru tampil efektif di laga-laga besar. Gol-gol penting yang dia cetak memberikan kontribusi signifikan dalam perburuan poin.
Viktor Gyokeres (6) menghadapi ekspektasi tinggi sejak kedatangannya. Produktivitasnya belum sepenuhnya sejalan dengan reputasi, meski sempat menunjukkan peningkatan sebelum cedera.
Gabriel Martinelli (7) memperlihatkan perkembangan positif dengan momen krusial melawan lawan besar. Penampilan itu membantu meredam kritik di awal musim.
Pendapat Kami:
Menurut kami, Arsenal berada di jalur yang sangat kuat untuk bersaing hingga akhir musim, tetapi keberhasilan final akan sangat ditentukan oleh keberanian Arteta memaksimalkan seluruh skuad, bukan hanya mengandalkan pemain inti yang sama, agar performa tetap stabil dan risiko cedera bisa ditekan.

