Rekor 88 Tahun Manchester United Terancam Akibat Cedera Kobbie Mainoo

Gilabola.com Manchester United tengah menghadapi ancaman terhadap salah satu tradisi tertuanya setelah Kobbie Mainoo mengalami cedera. Kondisi ini membuat Setan Merah berisiko tampil tanpa satu pun pemain akademi di skuad utama untuk pertama kalinya sejak tahun 1937.

Manajer Ruben Amorim kini harus memutuskan apakah akan membawa pemain muda dari akademi untuk mempertahankan rekor 4.332 laga berturut-turut tersebut.

Cedera Mainoo menjadi pukulan berat bagi United menjelang laga melawan Tottenham Hotspur di London. Pemain muda itu selama ini menjadi wakil tunggal akademi yang rutin masuk skuad utama. Ketidakhadirannya membuka kekosongan besar dalam daftar pemain yang dibawa Amorim.

Sejak hampir sembilan dekade lalu, United dikenal sebagai klub yang selalu memberi ruang bagi lulusan akademinya. Tradisi itu bertahan selama 88 tahun dan menjadi bagian penting dari identitas klub, yang menekankan pengembangan talenta muda sebagai fondasi utama.

Ruben Amorim dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah untuk tetap menjaga tradisi tersebut. Dia menyiapkan Jack Fletcher, pemain berusia 18 tahun, untuk ikut dalam rombongan tim ke London. Fletcher bisa saja mendapat kesempatan duduk di bangku cadangan jika Amorim memutuskan mempertahankan warisan panjang klub.

Musim ini, Kobbie Mainoo merupakan satu-satunya lulusan akademi yang secara rutin masuk skuad utama. Selain dirinya, hanya Tyler Fredricson yang sempat tampil, itu pun sekali di ajang Carabao Cup saat United kalah dari Grimsby.

Beberapa pemain muda lainnya seperti Dan Gore, Ethan Williams, dan Elyh Harrison saat ini sedang dipinjamkan ke klub lain. Keputusan tersebut membuat United kekurangan stok pemain akademi untuk diandalkan dalam laga penting melawan Tottenham.

Pergeseran Komposisi dan Dampak Cedera Pemain Akademi

Absennya Mainoo menambah daftar panjang perubahan dalam skuad United musim ini. Marcus Rashford, yang sebelumnya menjadi simbol pemain akademi, dipinjamkan ke Barcelona pada musim panas lalu. Sementara itu, Jonny Evans yang sempat kembali ke Old Trafford musim lalu juga tak lagi menjadi bagian dari tim utama.

Amorim tampaknya berfokus membangun komposisi skuad yang lebih berpengalaman. Namun, pendekatan ini menghadirkan konsekuensi pada tradisi yang selama ini menjadi kebanggaan klub.

Dengan sedikitnya pemain muda yang tersedia, Amorim harus memutuskan antara menjaga rekor atau memprioritaskan kesiapan tim menghadapi laga berat.

Tradisi pemain akademi Manchester United sudah berlangsung sejak 1937, dan telah melalui berbagai era manajerial, mulai dari Matt Busby hingga Sir Alex Ferguson. Masa kejayaan ‘Class of 92’ menjadi bukti penting bahwa investasi terhadap pemain muda dapat membawa kesuksesan besar.

Generasi emas yang melahirkan David Beckham, Paul Scholes, Ryan Giggs, serta Gary dan Phil Neville menjadi teladan dalam sejarah klub. Mereka tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga membawa klub ke puncak kejayaan di bawah Ferguson.

Bahkan setelah era Ferguson berakhir, beberapa pemain muda tetap muncul ke permukaan. Marcus Rashford menjadi salah satu yang paling menonjol dalam dekade terakhir, memperpanjang napas tradisi akademi klub hingga era modern.

Kini, Amorim dihadapkan pada ujian tersendiri: mempertahankan nilai historis klub atau fokus penuh pada taktik dan hasil pertandingan. Dalam konferensi internal, dia disebut menimbang risiko membawa pemain muda yang minim pengalaman ke pertandingan berintensitas tinggi melawan Tottenham.

Jika Fletcher benar-benar dimasukkan ke skuad, maka rekor 88 tahun itu bisa berlanjut setidaknya satu laga lagi. Namun, jika tidak, catatan yang telah bertahan selama hampir satu abad akan berakhir di bawah kepemimpinannya.