Gilabola.com – Manchester City resmi mendatangkan salah satu talenta muda paling menjanjikan di Inggris, Caelan-Kole Cadamarteri, dari Sheffield Wednesday dalam kesepakatan senilai £1,5 juta. Namun di balik kabar baik bagi sang pemain, klub penjual justru tengah tenggelam dalam krisis finansial yang kian parah.
Cadamarteri, Harapan yang Tak Bisa Dinikmati Wednesday
Cadamarteri, yang masih berusia 15 tahun, merupakan putra dari mantan striker Everton dan Bradford City, Danny Cadamarteri. Musim lalu, ia mencetak 24 gol untuk tim U18 Wednesday dan dinobatkan sebagai top skor sesuai ketentuan Rule 47 EFL. Penampilannya yang gemilang langsung menarik perhatian pemandu bakat elite Inggris, dan Manchester City bergerak cepat mengamankan jasanya.
Menurut laporan Daily Mail, City akan membayar £900.000 di muka, dan sisanya melalui tambahan bonus. Namun, di tengah euforia atas potensi transfer ini, Wednesday tidak bisa menikmati hasil penjualannya secara utuh.
Transfer Embargo EFL Menghalangi Akses Dana
Karena utang yang belum dibayarkan, Sheffield Wednesday saat ini berada dalam embargo transfer ketat dari EFL. Artinya, dana hasil penjualan Cadamarteri kemungkinan besar tidak bisa digunakan untuk kebutuhan operasional klub seperti gaji pemain atau pengembangan akademi. Sebaliknya, dana itu akan langsung dialokasikan untuk membayar kreditur, sesuai dengan ketentuan EFL.
Hal ini semakin memperjelas betapa kronisnya situasi keuangan klub asal South Yorkshire tersebut, yang terus memburuk di bawah kepemilikan kontroversial Dejphon Chansiri.
Gaji Tertunda dan Pemain Mengundurkan Diri
The Star melaporkan bahwa beberapa pemain telah mengajukan pengunduran diri resmi setelah gaji mereka tertunda selama berbulan-bulan. Gaji bulan Mei dibayar terlambat, dan hingga kini, gaji bulan Juni belum juga cair.
Chansiri, yang membeli klub pada 2015 seharga £37,5 juta, kini berada di bawah tekanan besar dari para pendukung yang terus melakukan protes. Ia telah dikenai tuduhan resmi oleh EFL atas pelanggaran non-pembayaran gaji pada bulan Maret dan Mei lalu.
Bahkan, masa depan manajer Danny Rohl juga berada dalam ketidakpastian, karena laporan menyebutkan bahwa negosiasi dengan pelatih asal Jerman itu masih berlangsung, hanya beberapa minggu sebelum musim baru dimulai.
Potensi Besar yang Tak Termanfaatkan
Keberhasilan akademi Wednesday dalam menghasilkan pemain seperti Cadamarteri seharusnya menjadi sinar harapan di tengah kegelapan. Namun, ironisnya, potensi tersebut malah menjadi simbol dari kegagalan manajemen klub.
Dengan embargo transfer, keterlambatan gaji, dan moral tim yang merosot, penjualan Cadamarteri ke klub sebesar Manchester City hanya semakin memperkuat narasi bahwa Wednesday tak bisa menjaga masa depannya sendiri.
Sebagaimana dikutip dari Mail Sport, “Mereka tampaknya tak akan mendapat manfaat berarti dari transfer ini, padahal mereka sangat membutuhkannya saat ini.”
Para penggemar pun bertanya: apa gunanya mencetak talenta hebat jika klub bahkan tidak mampu bertahan hidup?