Rivalitas Cityzens-Liverpool Dinilai Tak Akan Melebihi Duel Klasik Liverpool-MU

Gilabola.comManchester City dinilai tidak akan pernah bisa menyamai kebesaran Liverpool dan Manchester United, meskipun terus meraih trofi dan menjadi kekuatan utama di Inggris.

Pendapat itu disampaikan oleh mantan bek Liverpool, Jamie Carragher, yang menilai bahwa sejarah dan identitas dua klub tersebut terlalu kuat untuk dilampaui oleh City.

Carragher menjelaskan bahwa sejak diambil alih oleh pemilik baru pada 2008 silam, Manchester City memang mengalami perkembangan luar biasa.

Dalam dua dekade terakhir, mereka berubah menjadi salah satu tim paling dominan di Inggris dan Eropa. Meski demikian, menurutnya, besarnya prestasi tidak otomatis menjadikan City sebagai klub terbesar di negeri itu.

Dia menilai bahwa kebesaran klub tidak hanya ditentukan oleh jumlah trofi, tetapi juga sejarah, basis pendukung, serta pengaruh budaya dalam sepak bola Inggris.

Dalam pandangannya, United dan Liverpool telah membangun reputasi global jauh sebelum era modern dimulai. Karena itu, meskipun City terus menambah koleksi gelar, Carragher berpendapat posisi dua raksasa tersebut tidak akan tergeser.

Carragher juga menyebut bahwa rivalitas antara Liverpool dan Manchester United memiliki nilai historis yang sulit ditandingi. Dia menilai pertandingan antara dua tim tersebut sudah mendarah daging dalam kultur sepak bola Inggris, jauh sebelum City muncul sebagai kekuatan baru.

Menurut Carragher, rivalitas antara Liverpool dan Manchester City memang intens dalam beberapa tahun terakhir karena sering menentukan perebutan gelar. Namun, dia menegaskan bahwa dari sisi sejarah, duel Liverpool kontra United tetap menjadi yang terbesar di Inggris.

Rivalitas dan Ukuran Kebesaran Klub

Carragher juga menambahkan bahwa klub-klub yang muncul belakangan akan sulit mencapai status ikonik seperti Liverpool dan Manchester United. Dia berpendapat bahwa identitas besar sebuah klub sudah ‘terpahat’ oleh sejarah panjang, prestasi, dan loyalitas pendukung lintas generasi.

Menurutnya, walaupun City terus meraih gelar domestik dan Eropa, sulit membayangkan mereka bisa melampaui dua klub tersebut dari segi pengaruh dan nama besar.

Dia bahkan memperkirakan, meski City menambah koleksi trofi dan United sedang mengalami penurunan, hal itu tidak akan mengubah peta kebesaran sepak bola Inggris secara historis.

Carragher pernah menilai bahwa rivalitas Liverpool dan City merupakan salah satu yang paling intens dalam hal kualitas permainan. Namun kali ini dia menegaskan bahwa intensitas tidak sama dengan kebesaran.

Dalam pandangannya, istilah ‘terbesar’ hanya pantas disematkan pada Liverpool dan Manchester United karena keduanya telah lama membentuk wajah sepak bola Inggris.

Secara statistik, Liverpool saat ini memimpin jumlah trofi dengan 70 gelar, termasuk 20 gelar liga dan enam Piala Eropa. Manchester United berada sedikit di bawah dengan 68 trofi, sementara City baru mencapai 36 gelar, setara dengan Chelsea.

Meskipun City kini dianggap sebagai kekuatan modern, Carragher berpendapat bahwa warisan sejarah tetap menjadi pembeda utama. Dia menganggap kehebatan City di era Pep Guardiola hanyalah fase kejayaan modern yang tidak cukup untuk menggantikan status ‘klub terbesar’ yang telah lebih dulu dimiliki oleh Liverpool dan Manchester United.

Bagi Carragher, klub besar bukan sekadar juara, melainkan simbol yang hidup dalam sejarah, budaya, dan emosi para pendukungnya. Karena itu, dia yakin bahwa, sebesar apa pun dominasi Manchester City saat ini, status dua klub raksasa merah tersebut akan tetap abadi.