Gilabola.com – Manchester United bersiap menjamu Wolves di Old Trafford dengan kecenderungan tetap menggunakan formasi bek empat, sebuah keputusan yang berpotensi menimbulkan masalah bagi Amad Diallo meskipun performanya dinilai sangat baik sejak Ruben Amorim mengambil alih tim.
Ruben Amorim sempat melontarkan komentar singkat seusai kemenangan tipis atas Newcastle pada Boxing Day, ketika dia menilai clean sheet dan formasi bek empat sudah cukup menjelaskan jalannya laga, sebuah pernyataan yang mempertegas kepuasannya terhadap struktur pertahanan tersebut.
Dapatkan update berita Liga Inggris terbaru di sini.
Pelatih asal Portugal itu sebelumnya juga menjelaskan bahwa perubahan sistem bukan keputusan mendadak, melainkan bagian dari proses panjang yang sempat tertunda karena keterbatasan profil pemain yang tersedia di awal masa kepemimpinannya.
Amorim menyampaikan bahwa pada musim pertamanya dia memahami tidak memiliki pemain yang cocok untuk menjalankan taktik idealnya, sehingga fokus utama saat itu adalah membangun fondasi dan identitas permainan secara bertahap.
Menurut penjelasan dia, situasi saat ini sudah berbeda karena para pemain mulai memahami prinsip permainan yang diinginkan, meskipun kondisi skuad yang menipis memaksa adanya adaptasi dari waktu ke waktu.
Amorim juga menegaskan bahwa perubahan taktik bukan disebabkan tekanan media atau suporter, melainkan karena keyakinan internal tim terhadap cara bermain yang ingin dikembangkan secara konsisten.
Pernyataan paling krusial muncul ketika dia menilai bahwa Manchester United tidak akan terus bermain dengan tiga bek saat semua pemain kembali, karena variasi taktik diyakini akan membuat tim menjadi lebih baik dalam jangka panjang.
Komentar tersebut memunculkan implikasi bagi beberapa pemain yang selama ini tampil solid dalam skema 3-4-3, termasuk Amad yang perannya sangat menonjol sebagai wing-back kanan.
Sejak Amorim datang, Amad mengalami transformasi peran dari pemain nomor 10 menjadi wing-back kanan, dan adaptasi itu dinilai berjalan sangat sukses berkat kontribusi ofensifnya yang konsisten.
Bahkan, Amad dianggap sebagai opsi wing-back terbaik Manchester United saat ini, meskipun Patrick Dorgu mulai menunjukkan peningkatan performa dalam beberapa pertandingan terakhir.
Masalah muncul ketika formasi bergeser ke 4-2-3-1, karena dalam sistem tersebut Amad tidak memungkinkan bermain lebih ke belakang sebagai full-back murni, sementara kemampuan bertahannya masih menjadi catatan.
Secara menyerang, kualitas Amad tidak diragukan dan cukup kuat untuk membuat dia layak menjadi starter, tetapi peran full-back tradisional menuntut kedisiplinan defensif yang lebih konservatif.
Jika Amorim konsisten menggunakan bek empat, Amad kemungkinan harus didorong lebih ke depan, yang berarti persaingan di lini serang akan semakin padat dengan kehadiran Bryan Mbeumo, Mason Mount, dan Matheus Cunha.
Situasi ini membuat salah satu dari nama tersebut harus rela memulai pertandingan dari bangku cadangan, dan Amad berpotensi menjadi korban rotasi meskipun performanya sebelumnya terbilang stabil.
Pendapat Kami:
Menurut kami, fleksibilitas taktik Amorim memang penting untuk perkembangan Manchester United, tetapi risiko kehilangan efektivitas pemain seperti Amad juga nyata, sehingga keputusan mempertahankan bek empat seharusnya tetap mempertimbangkan bagaimana memaksimalkan pemain yang sudah terbukti memberi dampak besar bagi tim.

